Krisis air bersih yang melanda puluhan desa di tujuh kecamatan Kabupaten Pasuruan semakin parah dalam sebulan terakhir. Sejumlah desa yang mengalami krisis air tak terjangkau distribusi air dari pemerintah daerah. Salah satunya Desa Kedungpengaron, Kecamatan Kejayan.
Pemerintah desa setempat menyediakan air bersih untuk warganya. Air bersih diambil dari sumur-sumur bor di kecamatan lain menggunakan truk bak terbuka yang dilapisi terpal.
"Sehari kami bisa ambil 3-4 rit air, lalu disalurkan ke tandon-tandon. Mulai sore hingga malam," kata Tajib, perangkat Desa Kedungpengaron, Selasa (8/10/2010).
Setiap hari, warga desa tersebut antre air dengan membawa jeriken, ember, dan wadah air lainnya. Namun air dalam tandon-tandon sering kali habis sebelum terbagi rata. Hal itu karena warga terdampak bertambah dan kebutuhan air meningkat.
Sebagian warga yang belum mendapatkan air terpaksa menunggu pengisian tandon berikutnya. Mereka menunggu hingga malam, bahkan sampai menjelang Subuh. Mereka terpaksa begadang untuk mendapat jatah air bersih.
"Saya menunggu hingga menjelang Subuh untuk dapat air bersih. Kan lama ambilnya, jauh," kata Salim, salah seorang warga.
Salim mengatakan, meski harus antre berjam-jam, ia dan warga lainnya rela. "Antre seperti ini cukup untuk minum dan masak sampai dua hari," terangnya.
Pasokan air dari pemerintah desa tersebut memang diperuntukkan buat kebutuhan darurat, seperti minum dan masak. Sedangkan untuk mandi dan kebutuhan ternak, warga harus mengambil air dari Embung Krikilan, yang jaraknya mencapai 2 kilometer.
"Kalau untuk ternak yang air embung. Kalau air embung untuk minum dan masak nggak bisa, kotor," pungkas Salim.
Halaman 2 dari 2











































