Derita 2.000 Warga 2 Bulan Dibekap Asap Kebakaran Sampah di Solo

Round-Up

Derita 2.000 Warga 2 Bulan Dibekap Asap Kebakaran Sampah di Solo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 08 Okt 2019 08:11 WIB
Asap dari TPA Putri Cempo Solo (Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Solo - Lebih dari dua bulan kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, belum tuntas. Sebelumnya kebakaran hanya di blok barat, tapi kini muncul titik api baru di blok timur.

Meski titik api tak lagi terlihat, asap putih terus mengepul dari dalam gundukan tanah. Nahasnya, asap tersebut kerap terbawa angin menuju permukiman warga Solo dan Karanganyar di sisi utara TPA.

Warga Jatirejo RT 03 RW 39, Mojosongo, Jebres, Solo, Joko Parmin, mengatakan asap biasa mengarah ke rumahnya mulai pukul 15.00 WIB. Kondisi tersebut semakin parah sejak dua pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Asapnya itu sampai malam hari masih ada. Memang tidak bau sampah, tapi bikin sesak napas," kata Joko, yang rumahnya di sisi utara TPA.


Tak sedikit warga di sekitarnya yang harus mengungsi saat malam hari. Menurutnya, belum ada bantuan dari pemerintah yang mereka terima.

"Yang punya keluarga jauh dari sini ya mengungsi ke sana. Kalau saya nggak ada, ya terpaksa bertahan. Kami juga beli masker sendiri, karena belum ada bantuan dari pemerintah," lanjutnya.

Warga Sulurejo/Ketekan RT 08 RW 09, Plesungan, Karanganyar, Ambar, juga mengatakan wilayahnya terdampak asap pekat. Dia mengaku harus mengungsi ke rumah saudara.

"Saya sekeluarga harus mengungsi ke rumah saudara yang tidak begitu terdampak. Banyak warga sini yang harus mengungsi," ujar Ambar.

"Di sini kan banyak yang masih balita juga. Kemarin ada juga balita yang masuk rumah sakit. Anak saya sampai batuk-batuk," katanya.


Sekretaris Desa Plesungan, Yulianto, mengatakan ada tiga RW yang terdampak paling parah, yakni RW 5, 6, dan 9. Tiga lokasi tersebut berada di Dukuh Jengglong, Tunggulrejo, Sidorejo, Sulurejo atau Ketekan.

"Di lokasi tersebut ada sekitar 800 keluarga yang terdampak. Kalau jiwanya ada sekitar 2.000," kata Yulianto.


Pemerintah desa mengaku terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. Saat ini pihaknya sudah mendistribusikan masker untuk masyarakat.

"Kami selalu koordinasi dengan dinas-dinas, puskesmas. Saat ini baru kami lakukan pembagian masker. Kami belum mendapatkan laporan terkait gangguan kesehatan," katanya.

Baca juga: Potret Asap dari TPA Putri Cempo Solo yang Buat Warga Mengungsi

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surakarta, Gatot Sutanto, mengatakan terdapat kendala teknis terkait pemadaman api di blok timur. Kebanyakan sampah di sana masih baru, sehingga petugas kesulitan menuju lokasi titik api.

"Sekarang muncul lagi titik api di timur. Kendalanya, lokasi tersebut merupakan tumpukan sampah baru. Di situ masih banyak pemulung, sapi, dan alat berat," kata Gatot.


Gatot memastikan pemkot terus berupaya melakukan pemadaman dan pendinginan. Kendala lainnya, titik api biasanya berada jauh di bawah gundukan, sehingga tidak tampak.

"Setiap hari Dinas Lingkungan Hidup menyiramkan air ke titik-titik api kecil. Kendalanya, yang muncul hanya asap, padahal titik apinya belum tentu di bawah situ, cukup sulit mencari titik apinya," pungkasnya.
Halaman 2 dari 3
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads