Sekretaris Desa Plesungan, Yulianto, mengatakan ada tiga RW yang paling parah kena dampak, yakni RW 5, 6, dan 9. Tiga lokasi tersebut berada di Dukuh Jengglong, Tunggulrejo, Sidorejo, Sulurejo atau Ketekan.
"Di lokasi tersebut ada sekitar 800 keluarga yang terdampak. Kalau jiwanya ada sekitar 2.000," kata Yulianto saat dihubungi detikcom, Senin (7/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, asap tidak selalu datang setiap hari. Tingkat kepekatan asap berbeda-beda tiap harinya.
"Kadang ada asap, kadang tidak, kadang pekat. Kalau pas pekat, terutama warga yang punya anak kecil itu mengungsi ke rumah saudara," katanya.
Pemerintah desa mengaku terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten. Saat ini pihaknya sudah mendistribusikan masker untuk masyarakat.
"Kami selalu koordinasi dengan dinas-dinas, puskesmas. Saat ini baru kami lakukan pembagian masker. Kami belum mendapatkan laporan terkait gangguan kesehatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surakarta, Gatot Sutanto, mengatakan, selain titik api lama di blok barat, kini muncul lagi titik api di blok timur. Petugas memiliki kendala untuk memadamkan api di titik api baru tersebut.
"Sekarang muncul lagi titik api di timur. Kendalanya, lokasi tersebut merupakan tumpukan sampah baru. Di situ masih banyak pemulung, sapi, dan alat berat," katanya.
Gatot memastikan pemkot terus berupaya melakukan pemadaman dan pendinginan. Kendala lainnya, titik api biasanya berada jauh di bawah gundukan sehingga tidak tampak.
"Setiap hari Dinas Lingkungan Hidup selalu menyiramkan air ke titik-titik api kecil. Kendalanya, yang muncul hanya asap, padahal titik apinya belum tentu di bawah situ, cukup sulit mencari titik apinya," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini