Pemandangan tersebut terlihat di Dusun Gedongan, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini, kolam-kolam ikan airnya mulai surut. Lahan pertanian juga mengalami hal yang sama. Tak ada air yang mengalir di kolam dan lahan pertanian saat musim kemarau seperti saat ini
Untuk mengatasi hal itu, warga memanfaatkan air yang mengalir dari Sungai Gending dengan membuat kincir air dari bahan bambu. Biaya pembuatan kincir relatif murah dan bambu banyak didapatkan dari sekitar lokasi. Jika telah dipasang, kincir akan berputar terus-menerus dan air mengalir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau musim kemarau seperti sekarang ini membuat kincir air. Air dialirkan menuju lahan pertanian dan kolam ikan," kata Damiri (69) saat ditemui di lokasi pembuatan kincir air, Rabu (2/10/2019).
Pembuatan kincir air tersebut dilakukan sejak dahulu. Kincir dibuat dengan bahan bambu. Pembuatan kincir perlu waktu dua hari.
"Ini ketinggian tengahnya 3 meter. Kalau yang kecil-kecil itu ya 1,5 meter. Kalau di sini, saya hanya membantu Pak Waris. Saya buat kincir di lahan sebelah sana untuk mengaliri lahan pertanian, juga dimanfaatkan warga lain," tuturnya.
![]() |
Menurutnya, kincir air ini hanya dimanfaatkan saat musim kemarau. Saat memasuki musim hujan, kincir dilepas agar tidak terbawa banjir. Setelah kincir air dipasang, yang diperlukan hanya merawat dengan membersihkan sampah saja.
"Kalau tidak ada banjir gede, bisa bertahan setahun. Pembuatan yang ini habis sekitar 15 bambu. Tiap hari harus ngecek saja," katanya.
Hal senada disampaikan Purwoto (60), warga Ponco, Desa Bondowoso, Kecamatan Mertoyudan. Ia sebenarnya tengah mencari rumput dan mengetahui saudaranya, Damiri, tengah memperbaiki bambu untuk dialirkan menuju kolam.
"Biasanya warga buat kincir air yang memiliki lahan dekat sungai ini. Kalau saya hanya membantu saja," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini