Soroti Emon dan Bocah Dibunuh, Komnas PA: Sukabumi Tak Ramah Anak

Soroti Emon dan Bocah Dibunuh, Komnas PA: Sukabumi Tak Ramah Anak

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 01 Okt 2019 17:31 WIB
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait (Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyoroti beberapa kasus kejahatan seksual yang menjadikan anak sebagai korban. Peristiwa inses antara ibu dan dua anak kandung yang berujung pembunuhan bocah perempuan di Kota Sukabumi, Jawa Barat, merupakan peristiwa yang luar biasa dan tidak biasa.

Soal kasus kekerasan anak di Kota Sukabumi, Arist menyoroti kasus pemuda bernama Emon pada 2014. Predator tersebut melakukan kejahatan seksual kepada 114 anak lelaki. Saat itu Arist secara khusus melakukan wawancara mendalam kepada Emon, sama seperti yang ia lakukan hari ini kepada SR dan dua orang anak kandung yang terlibat pembunuhan bocah.


Melihat kondisi tersebut, menurut Arist, Kota Sukabumi masih jauh dari predikat kota ramah anak. "Kawan-kawan sebagian mungkin masih ingat kejadian awal bagaimana Emon melakukan kejahatan seksual kepada lebih dari 114 anak yang terjadi di Sukabumi," kata Arist di Sukabumi, Selasa (1/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seharusnya, ia menjelaskan, kejadian Emon waktu itu dapat dijadikan momentum untuk memutus mata rantai kejahatan seksual kepada anak. Terkait status kota ramah dan layak anak dengan kejadian SR yang melakukan hubungan seksual dengan anak kandungnya.

"Layak anak itu harus dimulai dari rumah, baru lingkungan sosial, kemudian kebijakan-kebijakan. Jadi yang terjadi di Sukabumi itu tidak ramah anak. Karena rumah sebagai benteng terdepan melindungi anak malah roboh," ujarnya.


Menurut Arist, pemberdayaan masyarakat menempatkan anak sebagai anak semua, sehingga warga bisa saling menguatkan dan saling mengontrol ketika ada pelanggaran terhadap anak.

"Kita dua tahun ini kita membangun apa yang kita sebut gerakan perlindungan anak sekampung. Anakmu adalah anakku, cucumu adalah cucuku, itu yang harus dilakukan. Kalau Sukabumi mau menuju kota layak anak, ya harus dimulai ramah anak dari rumah, baru lingkungan sosial," tuturnya.

"Sukabumi perlu pembenahan, karena sejak kasus Emon itu tidak ada perubahan. Kejahatan seksual terus meningkat di Sukabumi," Arist menambahkan.

Sebagaimana dilihat detikcom dari website resmi Pemkot Sukabumi, daerah dikenal dengan penganan moci itu telah mendapat penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya untuk keenam kalinya dari pemerintah pusat. Penghargaan tersebut disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise kepada Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat peringatan Hari Anak Nasional 2019.




Tonton juga video Soal Ibu Inses dan Bunuh Anak, Komnas PA: Kejahatan Luar Biasa:

[Gambas:Video 20detik]

(sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads