Ibu Sukabumi Bunuh Anak Angkat, Komnas PA: Mirip Kasus Engeline Bali

Ibu Sukabumi Bunuh Anak Angkat, Komnas PA: Mirip Kasus Engeline Bali

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 01 Okt 2019 15:19 WIB
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait (Foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)
Sukabumi - Anak perempuan berusia lima tahun di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tewas di tangan keluarga angkatnya sendiri. Kisah sedih mengiringi kematian korban yang diangkat anak oleh keluarga tersangka selama empat tahun itu.

Berbagai penganiayaan dialami korban. Bahkan, peristiwa tersebut diketahui oleh tetangga hingga polisi. Meski berulangkali melaporkan penganiayaan itu, tetangga tidak bisa berbuat banyak, alasannya karena segan dengan sikap temperamental tersangka SR, ibu angkat korban.

"Ini mirip kejadian Engeline di Bali. Karena guru, tetangga sudah tahu (soal penganiayaan), tapi selalu menganggap kalau nanti (korban) ditolong dianggap mengintervensi keluarga itu," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait di Sukabumi, Selasa (1/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Arist berharap kasus-kasus serupa terhadap anak tidak terus berulang di Indonesia. Kasus yang saat ini terjadi di Sukabumi harus menjadi momentum agar kejadian kekerasan terhadap anak tidak kembali terulang.

"Enggak boleh lagi ini, kasus ini harus dijadikan momentum gerakan perlindungan anak yang tidak lagi melihat kejahatan anak itu hanya urusan rumah tangga masing-masing. Bisa terjadi kalau kota dan kabupaten mencanangkan gerakan perlindungan anak sekampung yang terintegrasi dengan gerakan layanan di perangkat desa dan bisa mengeluarkan Perdes untuk melindungi anak," tutur Arist.

Ia menilai selama ini mayoritas pemerintah daerah masih mengabaikan persoalan kekerasan terhadap anak. Padahal ketika ada dukungan penuh maka kejadian serupa tidak akan kembali terjadi. "Padahal anggaran untuk itu ada dan cukup besar," ucap Arist.


Saat berbincang dengan Arist, SR menangis. Aksi pembunuhan itu SR ceritakan kembali kepada Arist.

Ia menyebut tangisan SR adalah hal yang biasa ditemui saat pelaku kejahatan menyesali perbuatan setelah terjadi. "Dalam aksi kejahatan atau perbuatan tidak terpuji kan selalu disesali, hal biasa dia menangis. Kalau saya lihat dari ketiga pelaku tidak ada beban psikologis," kata Arist.

Sekadar diketahui, peristiwa kekerasan terhadap anak perempuan bernama Engeline di Bali, menggegerkan publik. Korban yang berusia delapan tahun itu dianiaya dan dibunuh ibu angkatnya, Margriet C Megawe. Pembunuhan biadab itu terjadi di rumah Margriet di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, pada 16 Mei 2015.

Mayat Engeline dikubur oleh Agus Tay, pembantu Margriet, di pekarangan rumah yang berada di bawah kandang ayam. Belakangan, kasus ini terungkap dan ditangkaplah Margriet dan Agus Tay. (sya/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads