Orator tersebut awalnya meminta Jokowi mundur. Namun orator tersebut tak menjelaskan alasan kenapa Jokowi mesti mundur.
"Harusnya malu, STM sudah turun, jangan-jangan besok diturunin sama anak SD, betul? Eh terhormat mundur daripada diturunkan sama anak SD, Saudara-saudara. Lebih baik kau mundur daripada dimundurkan sama anak STM, Saudara. Terhormat mundur daripada dimundurkan sama mahasiswa," kata orator tersebut di mobil komando, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Sabtu (28/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siap berjuang bersama mahasiswa? Siap. Anak STM, para ulama, takbir. Siap satu komando? Siap satu komando?" sambung orator tersebut yang kemudian disambut massa.
Orator tersebut lalu bicara soal khilafah. Menurutnya, sistem pemerintahan khilafah adalah salah satu syariat Islam. Menurutnya, jika tidak mengikuti syariat Islam, bencana akan datang.
"Karena itu, saudaraku, sebaliknya, kalau kita tak tunduk pada syariat Islam, bencana pada sekarang ini yang kita dapatkan. Ini ditegaskan Allah dalam Alquran. Ingin Indonesia jadi baik? Ingin koruptor dihabisi di negeri ini? Para liberal, kapitalis, orang-orang PKI tak kita berikan kekuasaan di negeri ini. Kuncinya dua, pilihlah pemimpin yang amanah yang taat kepada Allah dan perjuangkanlah sistem Islam dan menerapkan seluruh syariat Islam," ujar dia.
![]() |
"Takbir, Allahuakbar. Siap berjuang menegakkan syariat Islam? Siap berjuang menegakkan khilafah Islam? Siap membela ulama? Siap berjuang membebaskan negeri ini dari penjajahan imperialis?" sambung dia.
Panitia mengatakan Aksi Mujahid 212 mengangkat empat isu, yaitu memprotes pemerintahan Presiden Jokowi soal rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan karhutla yang dinilai lamban.
Sebelumnya, dalam aksi ini, orator juga sempat mengangkat isu soal ambulans yang diduga membawa batu dalam aksi pelajar di sekitar gedung DPR pada Rabu (25/9) malam. Namun Aksi Mujahid 212 ini beda dengan demo mahasiswa.
Dalam Aksi Mujahid 212 ini, orator juga menuntut agar Presiden Jokowi lengser dari jabatannya. Hal tersebut disampaikan salah satu orator, Sugi Nur Raharja (Gus Nur), saat berorasi dari atas mobil komando.
"Pak Jokowi, pasti Pak Jokowi nonton ini, pasti motoi (memfoto). Pak Jokowi, Pak Luhut, siapa pun nonton ini. Aku tahu, pasti suaraku nggak didengerin, tapi nggak masalah. Pilihannya hanya dua. Mundur sekarang atau nanti," ungkap Gus Nur saat berorasi pagi tadi di Patung Kuda, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2019).
![]() |
Gus Nur terus berbicara agar Jokowi mundur dari posisinya sebagai presiden. Namun ia tak menjelaskan alasan mengapa meminta Jokowi mundur.
"Pak Jokowi, mundur sekarang hina, mundur nanti tambah hina. Kalau Anda lanjutkan ini, wallahi tambah terhina, negara ini tambah hina. Kalau mundur sekarang, saya yakin rakyat, umat, Indonesia ini, walau sesakit-sakitnya hati ini akan tetap akan memaafkan," tuturnya.
"Tapi aku bingung. Jujur. Kalau mundur siapa penggantinya. Aku sudah nggak percaya sama siapa pun. Bingung aku. Aku sing (yang) maju ya? Nek (Kalau) aku sing maju, karo (dibanding) Pak Jokowi, aku nggak kalahlah," lanjut Gus Nur.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini