Perjuangan dan Kreativitas Guru di Pulau Sinabang

Tapal Batas

Perjuangan dan Kreativitas Guru di Pulau Sinabang

Johanes Randy Prakoso - detikNews
Selasa, 24 Sep 2019 09:54 WIB
Guru di Sinabang, Andi Marta (Foto: Johanes Randy/detikcom)
Simeulue - Menjadi guru di salah satu pulau terdepan Indonesia bukanlah perkara muda. Di Pulau Sinabang misalnya, bahkan ada guru yang menyambi jadi pengrajin kayu.

Selama tanggal 28 Agustus hingga 5 September 2019 lalu, Tim detikcom bersama Bank BRI menelusuri Pulau Sinabang di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh untuk mencari berbagai cerita dari pulau terdepan Indonesia.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang cukup menarik adalah cerita tentang pendidikan yang didapat detikcom saat berkunjung ke SD Negeri 3 Simeulue Cut atau yang dikenal sebagai SD Borengan di kecamatan dengan nama yang sama.

Terdiri dari enam kelas, SD Negeri 3 Simeulue Cut memiliki sekitar 68 siswa. Seperti di daerah lain, kebanyakan pelajar yang ada di SD ini pun telah memiliki Kartu Indonesia Pintar atau KIP.



Dilihat detikcom, kondisi bangunan sekolah untuk operasional masih cukup baik. Begitu pun dengan tenaga pengajar yang cukup berimbang dengan jumlah murid.

Murid SD Negeri 3 SImeulue Cut yang sedang membacaMurid SD Negeri 3 SImeulue Cut yang sedang membaca (Foto: Johanes Randy/detikcom)


Namun, nyatanya kondisi sekolah yang berada di salah satu pulau terluar tetap memiliki tantangan dalam kegiatan operasionalnya. Hal itu pun dituturkan oleh salah satu pengajar di sana, Andi Marta.

"Kalau kesulitan yang berarti tidak ada, tapi keterbatasan untuk penyediaan media belajar itu sendiri. Pemerintah lagi menggalakkan kurikulum K13, sulit karena terkendala loadingnya," ujar Andi.



Dikarenakan adanya revisi di tiap tahun, otomatis media belajar berupa buku seringkali datang terlambat. Pesan di semester satu, baru datang di semester kedua karena terkendala jarak pulau yang jauh dari pulau utama Aceh.

Para murid SD, pengajar dan TNI ADPara murid SD, pengajar dan TNI AD (Foto: Johanes Randy/detikcom)


Selain itu, mindset atau pikiran orang tua para pelajar sekitar yang kerap berpikir bahwa pendidikan di sekolah negeri gratis juga menjadi momok.

"Di sini ada mindset kalau udah kata gratis, gratis semua. Padahal buat buku atau keperluan teknis lain kan bayar," ujar Andi.

Di luar hal teknis yang telah disebutkan, pendapatan pengajar di daerah juga masih minim. Andi pun masih berjuangn mencari uang tambahan dengan cara menjual hasil kerajinan tangan buatannya.

"Buat siluet wajah, jam dinding akar, nama anak dan lampu tidur dari kayu, belajar sendiri," pungkas Andi bangga.

Itulah sedikit cerita perjuangan dari guru di Pulau Sinabang. Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!

Halaman 2 dari 2
(rdy/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads