Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika menduga, miras yang dikonsumsi para korban jenis arak. Menurutnya mereka menenggak arak ketika bersih-bersih punden dalam rangka menyambut ruwat kampung di Petirtaan Beji Sari.
"Dari informasi yang kami dapatkan, miras yang dikonsumsi adalah arak. Namun kebenarannya masih kita selidiki," terang Made kepada detikcom, Rabu (18/9/2019).
"Minum-minumnya Sabtu malam kemarin. Mereka mempersiapkan untuk acara ruwat kampung 1 Suro, yang digelar di hari Minggunya," terang politisi PDIP ini.
Made mengaku tak mengetahui persis berapa banyak arak yang dikonsumsi. Yang jelas, semua anggota Karang Taruna terlibat dalam persiapan acara itu.
"Kemungkinan banyak, tapi sampai berapa? kami tidak tahu," tegas Made.
Sementara Ketua RT 01 RW 09 Kelurahan Mojolangu, Sugeng membenarkan adanya kegiatan untuk mempersiapkan ruwat kampung pada pekan lalu. Namun dirinya tak mengetahui jenis miras apa yang dikonsumsi warganya.
"Apa yang diminum, kami tidak tahu. Hanya ada informasi-informasi pada Sabtu malam, mereka minum-minum," tuturnya saat ditemui terpisah.
Sugeng mengaku kaget ketika Agus (36) tewas pada Senin (16/9) di rumahnya. Ia merupakan korban pertama yang diduga meregang nyawa akibat menenggak miras oplosan.
"Ruwat tetap berlangsung pada hari Minggunya, dan Karang Taruna terlibat dalam acara itu. Tidak nampak ada masalah, semua baik-baik saja. Baru ketika tahu Agus meninggal dan diduga karena miras oplosan, semua yang ikut dan merasa mual, pusing, kita bawa ke rumah sakit," beber Sugeng.
Sehari setelah Agus meninggal, dua warga di Jalan Simpang Candi Panggung, Kelurahan Mojolangu juga menghembuskan napas terakhir. Mereka yakni Afarizal (25) dan Warnu (60). Kemudian hari ini, Firnanda Prasetya (16) menyusul tiga korban lainnya.
"Saat ini ada empat orang dalam kondisi kritis di RS Unmuh (Universitas Muhammadiyah)," pungkas Sugeng. (sun/bdh)