Salah satu warga yang mengungsikan keluarganya adalah Arrijal (31), warga Jalan Cipta Karya Ujung, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Dia terpaksa mengungsikan anak dan istrinya untuk menghindari penyakit imbas asap pekat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Saya sudah ungsikan anak saya usia empat bulan bersama istri ke Kota Padangpanjang, Sumatera Barat. Kualitas udara sudah berbahaya, saya tak mau anak saya jadi korban," kata Arrijal dalam perbincangan dengan detikcom, Jumat (13/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arrijal mengaku mempunyai riwayat penyakit ISPA. Penyakitnya mudah kambuh jika terkena asap.
"Saya sejak Kamis sudah mengungsi ke Padangpanjang bersama keluarga. Saya ini mudah sekali terkena ISPA," kata Arrijal.
Namun, menurut Arrijal, dia bersama istrinya berada di Sumbar hanya tiga hari. Dia bersama istrinya akan kembali ke Pekanbaru.
"Anak saya yang usia 4 bulan nanti akan tinggal bersama neneknya saja. Nanti kalau asap sudah hilang, kami jemput kembali," kata Arrijal.
Hal yang senada juga diakui Feny warga Pekanbaru lainnya. Dia mengaku hari ini bersama anak-anaknya menuju ke Sumbar.
"Dua anak saya masih TK dan SD kelas 1. Saya bawa ke tempat neneknya di Sumbar. Nanti mereka akan tinggal sementara di sana, saya akan kembali lagi ke Pekanbaru," kata Feny.
Abdulah Sany juga berencana mengungsikan balitanya bersama istrinya. Warga di Jalan Inpres, Pekanbaru ini menceritakan kalau dia sudah membeli tiket bus dari Pekanbaru ke Sumut.
"Rencananya besok anak dan istri saya pulang kampung ke Kabupaten Asahan, Sumut. Anak saya masih Balita, rentan terkena penyakit. Kondisi udara sudah berbahaya," kata Abdullah Sany.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini