"Di laporan tersebut, bisa dilihat sudah dibom berkali-kali tapi nggak mati juga," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Jumat (13/9/2019).
Sebab, api tidak bisa dimatikan oleh water bombing karena sumber api berada di kedalaman, termasuk di kedalaman lahan gambut. Sumber api berada di bawah permukaan tanah sehingga, bila api di permukaannya padam, api di bawah tanah masih menyala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solusinya adalah menunggu hujan. Sementara kini BNPB mengendalikan api supaya tidak terlalu besar. Opsi hujan buatan tidak bisa direalisasi.
"Awannya tidak ada (untuk menghasilkan hujan buatan)," kata Agus.
Hingga pukul 16.00 WIB sore tadi, 9.172 personel sudah dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di dua pulau dengan kawasan berbagai provinsi. Personel terdiri atas 1.000 TNI, 200 Polri, 312 BPBD, dan organisasi pemerintah daerah (OPD) plus masyarakat. Untuk Riau, ada 100 personel TNI yang membantu pemadaman di area kilang minyak Dumai.
Agus Wibowo menjelaskan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di kawasan Riau. Sudah ada tujuh helikopter yang dikerahkan untuk water bombing. Di Jambi, ada 3 helikopter yang dikerahkan. Di Sumatera Selatan ada 6 helikopter.
Di Kalimantan Barat, 5 helikopter dikerahkan untuk water bombing dan 2 helikopter untuk patroli. Di Kalimantan Tengah, tiga unit helikopter untuk water bombing dan 1 helikopter patroli dikerahkan. Di Sampit, ada 2 heli water bombing. Di Pangkalan Bun, ada 1 helikopter untuk water bombing dan 1 helikopter untuk patroli. Di Kalimantan Selatan, ada 2 helikopter dikerahkan untuk patroli dan 5 helikopter untuk water bombing.
Total, ada 5.071 titik api di seluruh Indonesia, meliputi titik api berkategori sedang dan tinggi. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini