Seleksi Capim Dikritisi, Penasihat KPK 'Ancam' Undur Diri

Round-Up

Seleksi Capim Dikritisi, Penasihat KPK 'Ancam' Undur Diri

Tim detikcom - detikNews
Senin, 26 Agu 2019 20:12 WIB
Ilustrasi (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Suara lantang menyoroti seleksi calon pimpinan KPK datang dari penasihat KPK Tsani Annafari. Tsani mewanti-wanti agar capim KPK yang terpilih bukan orang yang melanggar kode etik.

"Kalau saya ada di posisi penasihat atas orang yang bermasalah secara etik, saya tidak akan bisa melaksanakan tugas. Kalau saya tidak bisa melaksanakan tugas, kan wajar dong kalau saya mundur," kata Tsani, Senin (26/8/2019).

Tsani tak menyebut capim yang dimaksud. Namun Tsani menegaskan integritas-lah yang penting bagi pimpinan KPK terpilih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ada orang yang cacat etik, saya sebagai penasihat KPK yang menyaksikan, yang mengelola, itu wajib menyampaikan. Saya nggak pernah mengancam. Saya hanya menyampaikan," ujarnya.

Tasni juga berharap Pansel Capim KPK memperhatikan kepatuhan LHKPN para capim. Hal tersebut berkaitan dengan tugas capim nantinya.

"LHKPN jangan dilihat sebagai barang sepele. Tugas pimpinan itu salah satunya memberikan penjelasan. Kadang-kadang meminta lembaga atau pejabat tinggi yang lain untuk mengingatkan masalah kepatuhan LHKPN ini. Kalau mereka sendiri nggak patuh bagaimana?" ujarnya.





Dia menyinggung soal komposisi Pansel Capim KPK yang dinilai ada yang tidak punya latar belakang pemberantasan korupsi.

"Saya justru bertanya kenapa sih orang yang tidak punya track record di pemberantasan korupsi tiba-tiba menjadi anggota Pansel. Apakah dia bisa memahami tugas lembaga yang akan dipilihkan pimpinannya oleh dia itu," ujarnya.

"Kalau nggak pernah pimpin lembaga yang sekelas itu, akan sulit membayangkan. Mereka akan terpaku pada hal-hal formil saja. Kita tahu sendiri orang-orang sejak awal sudah mempermasalahkan pansel ini," sambungnya.

Tsani menyatakan apa yang disampaikannya bukan terkait posisinya yang pernah mendaftar sebagai capim namun tak lolos. Dia menegaskan ucapannya terkait posisi sebagai penasihat KPK.

Anggota Pansel Capim KPK Hendardi menanggapi pernyataan penasihat KPK Tsani Annafari tersebut. Hendardi tak mempersoalkan adanya ancaman tersebut.

Hendardi menyebut Tsani pernah ikut mendaftarkan diri sebagai capim KPK, tapi tidak lolos seleksi. Hendardi mempersilakan Tsani mundur dari jabatannya bila hal itu yang diinginkan.





"Tidak usah mengancam, kalau mau mundur, ya mundur saja. Pak Tsani juga ikut mendaftar di awal ya, tapi gugur," kata Hendardi terpisah.

Di sisi lain, Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mengirim surat berukuran raksasa ke KPK. Lewat surat itu, koalisi mempertanyakan kejelasan hasil pemeriksaan etik terhadap dua pejabat internal KPK.

"Kami dari bagian Koalisi Masyarakat Sipil ingin meminta laporan hasil dugaan pelanggaran kode etik yang pernah kami sampaikan sebelumnya pada Oktober 2018. Ada dua orang terduga yang kami laporkan yang pertama mantan Deputi Penindakan KPK Firli Bahuri, yang kedua Pahala Nainggolan, Deputi Pencegahan KPK," kata perwakilan Koalisi, Wana Alamsyah, di gedung KPK.





Laporan itu, disebut Wana, sudah lama disampaikan. Menurut Wana, mereka berhak menerima informasi tentang kelanjutan proses pelaporan tersebut.

"Sudah lama laporan tersebut disampaikan oleh KPK karena kami sebagai pelapor memiliki hak untuk mendapatkan informasi tersebut. Kami menggunakan mekanisme Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Hal-hal tersebut menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini," ujarnya.




Tonton Video Saut soal Capim KPK: Jika Integritasnya Terganggu, Tak Akan Bertahan:

[Gambas:Video 20detik]

(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads