Jenazah Ari telah diautopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo, Selasa (20/8). Seperti informasi yang diperoleh detikcom, jenazah santri asal Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo ini telah dimakamkan di pemakaman keluarga PP Mambaul Ulum, Desa Awang-awang, Kecamatan Mojosari, Mojokerto.
"Dari hasil autopsi, penyebab meninggalnya korban karena ada luka di kepala. Tengkorak belakangnya pecah," kata Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Mojosari, Rabu (21/8/2019).
Hanya saja, Setyo masih enggan membeberkan penyebab pecahnya tengkorak belakang korban. Selain hasil autopsi, pihaknya juga telah meminta keterangan 4 saksi. Barang bukti berupa selimut, kasur lantai dan pakaian korban yang ada bercak darah juga telah disita dari Ponpes Mambaul Ulum.
"Makanya masih kami cari sebabnya kenapa. Saat ini masih pra rekonstruksi," terangnya.
Sebelum tewas, Ari dan temannya Putra Gilang (15) dianiaya santri senior di kamar asrama korban Senin (19/8) tengah malam. Menurut Putra, pelaku penganiayaan terhadap Ari adalah WN (17), santri asal Kecamatan Pacet, Mojokerto. WN menendang kepala korban sebanyak dua kali. Selain itu, pelaku juga memukul dada korban dengan tangan kosong. Usai dipukuli, korban muntah darah di dalam kamarnya.
Kapolsek Mojosari Kompol Anwar Sudjito menyatakan, akibat pukulan dan tendangan pelaku, kepala Ari membentur dinding kamar asrama. Akibatnya, korban luka parah di kepala belakang sebelah kanan. Korban tewas saat menjalani perawatan di RSI Sakinah, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Selasa (20/8) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pengurus pesantren menampik korban tewas akibat dianiaya seniornya. Menurut mereka, luka parah pada kepala belakang Ari akibat terjatuh dari tangga lantai dua asrama santri. Korban diperkirakan kelelahan setelah mengikuti lomba gerak jalan Agustusan.
Sementara saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti dan mendapatkan keterangan saksi yang menguatkan Ari tewas akibat dianiaya seniornya. Yaitu berupa selimut, kasur lantai dan pakaian korban yang ada bercak darah. Barang bukti ditemukan di sebuah ruangan tepat di bawah tangga lantai pertama asrama santri. (sun/bdh)