Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP Muhammad Solikhin Fery mengatakan pihaknya telah meminta keterangan kepada empat saksi terkait penganiayaan yang menewaskan Ari Rivaldo (16), santri ponpes yang ada di Desa Awang-Awang, Kecamatan Mojosari. Selain itu, visum dan autopsi terhadap jenazah korban telah dilakukan di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo.
Namun pihaknya belum menentukan tersangka dalam kasus penganiayaan tersebut. Menurut Kasatreskrim, pelaku berinisial WN (17) masih diperiksa di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mojokerto. Remaja asal Kecamatan Pacet, Mojokerto, itu menjadi santri senior yang bertugas mengawasi santri junior di Ponpes Mambaul Ulum.
"Kami akan gelar perkara siang ini untuk menentukan status terlapor (WN)," kata Fery kepada wartawan di kantornya, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Mojosari, Rabu (21/8/2019).
Disinggung terkait penyebab kematian Ari, Kasatreskrim mengaku sudah menerima hasil autopsi sementara dari anggotanya. Karena anggotanya mengikuti autopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Selasa (20/8).
"Hasil autopsi sudah ada, akan kami sampaikan setelah gelar perkara," terangnya.
Penganiayaan juga dialami Putra Gilang Ramadhan (15), teman sesama santri yang tinggal satu kamar dengan Ari di asrama ponpes. Sejauh ini polisi belum merilis pelaku penganiayaan terhadap Putra. Petugas berfokus pada kasus tewasnya Ari karena menilai Putra tidak terluka.
"Pelaku satunya belum, menunggu gelar perkara," tandas Fery.
Ari dianiaya oleh WN di kamar asramanya pada Senin (19/8) tengah malam. Menurut keterangan Putra, WN menendang kepala korban sebanyak dua kali. Selain itu, pelaku memukul dada korban dengan tangan kosong. Setelah dipukuli, korban muntah darah di dalam kamarnya.
Kapolsek Mojosari Kompol Anwar Sudjito menyatakan, akibat pukulan dan tendangan pelaku, kepala Ari membentur dinding kamar asrama. Akibatnya, korban mengalami luka parah di kepala belakang sebelah kanan. Korban tewas saat menjalani perawatan di RSI Sakinah, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Selasa (20/8) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pengurus pesantren menampik korban tewas akibat dianiaya seniornya. Menurut mereka, luka parah pada kepala belakang Ari akibat terjatuh dari tangga lantai dua asrama santri. Korban diperkirakan kelelahan setelah mengikuti lomba gerak jalan Agustusan.
Sementara itu, saat melakukan olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti dan mendapatkan keterangan saksi yang menguatkan Ari tewas akibat dianiaya seniornya, yaitu berupa selimut, kasur lantai, dan pakaian korban yang ada bercak darah. Barang bukti ditemukan di sebuah ruangan tepat di bawah tangga lantai pertama asrama santri. (sun/bdh)