detikcom mendatangi kawasan RW 07 Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (17/8/2019). Di lokasi ini ditemukan banyak bangunan yang berdiri tepat di bantaran Kali Ciliwung.
Ketua RW 07 Abdul Madjid mengatakan di wilayahnya ada sekitar 240 rumah yang berdiri di tepi Kali Ciliwung. Dia mengatakan warga melebarkan lahan karena takut rumahnya longsor tergerus aliran sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada (yang buat bangunan baru), dipatok-patok pakai bambu. Kalau umpamanya longsor (tergerus air sungai), dibentung bambu (lagi). Jadi diperlebar, dipasang fondasi, entah pakai bambu atau batu," kata Madjid saat ditemui di rumahnya, Jl Tanah Rendah, Jatinegara, Jaktim.
![]() |
Selain karung-karung dan patok berupa bambu, juga tampak sampah-sampah di tepi kali. Barang-barang tersebut membuat badan sungai menyempit.
"Ini kan daerah kumuh, karena longsor terus, dikeruk, dikeruk, banjir banyak sampah, lumpur. Jadi dipatok-patok. Jadi faktor hujan, sampah, tanah di pinggir kali terkikis, longsor. Jadi dipatok-patok warga untuk memperlebar difondasi," ucap dia.
Dia mengatakan sekitar 4-5 tahun lalu sudah ada wacana penertiban bangunan untuk kepentingan normalisasi sungai. Namun, wacana tersebut menjadi tidak jelas realisasinya.
Dia mengatakan di jaman Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi gubernur, sudah disampaikan wacana tersebut kepada warga. Madjid mengatakan warganya bersedia pindah dari bantaran kali bila diberikan uang pengganti atas bangunan yang mereka tinggali. Dia mengatakan warganya tidak mengharapkan dipindah ke rusunawa.
![]() |
"Warga siap, yang penting satu, saya udah tanya warga. Oke deh, lu nggak ganti tanahnya nggak apa-apa. Bangunannya diganti dah. Kalau mau rusun kan, seperti rusun di Kampung Melayu, itu kan pindahan dari Kampung Pulo semua. Nggak dikasih apa-apa, disuruh pindah ke sana, akhirnya suruh bayar tiap bulan Rp 700 ribu. Sekarang kalau warga usaha/dagang di situ, mati juga," ucapnya.
Sementara itu, warga yang ada di lokasi juga enggan pindah. Mereka mengaku sudah biasa bila terdampak banjir.
"Nggak, mendingan di sini. Banjir doang udah biasa. Enak di sini nggak ngontrak. Iya (sering), banjir kiriman Bogor. Cuma sekarang kan musim kemarau, nggak banjir," tutur Rohim saat ditemui di sekitar bantaran Ciliwung.
Simak Video "Dear Anies, BNPB Dorong Normalisasi Ciliwung Dilanjutkan"
(jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini