"Dilakukan penahanan 20 hari pertama," kata Kabag Pemberitaan dan Publikasi KPK, Yuyuk Andriati, kepada wartawan, Rabu (7/8/2019).
Emirsyah keluar dari gedung KPK Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan sekitar 17.30 WIB. Emirsyah terlihat memakai rompi tahanan dengan tangan diborgol.
"Tanya ke Pak Luhut ya (pengacara Emirsyah)," kata Emirsyah saat ditanya oleh wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPK menetapkan tiga tersangka kasus terkait suap terkait pembelian mesin pesawat dari Rolls-Royce yakni Emirsyah Satar, Soetikno dan eks Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada PT Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno.
KPK menduga Soetikno memberi suap dalam bentuk uang senilai 1,2 juta euro dan USD 180 ribu serta barang senilai USD 2 juta yang tersebar di Singapura dan Indonesia. Sedangkan, Hadinoto diduga menerima uang USD 2,3 juta dan EUR 477 ribu terkait kontrak pabrikan pesawat.
Dalam penyidikan, KPK menemukan fakta uang suap yang diberikan Soetikno kepada Emirsyah dan Hadinoto Soedigno (HDS) tidak hanya berasal dari perusahaan Rolls-Royce tapi dari pabrikan lain yang mendapatkan proyek di Garuda.
Untuk program peremajaan pesawat, Emirsyah melakukan beberapa kontrak pembelian dengan 4 pabrikan pesawat pada 2008-2013. Kontrak ini meliputi:
- Kontrak pembelian pesawat mesin Trent seri 700 dan perawatan mesin dengan perusahaan Rolls Royce
- Kontrak pembelian pesawat Airbus A330 dan Airbus A320 dengan perusahaan Airbus S.A.S
- Kontrak pembelian pesawat ATR 72-600 dengan perusahaan Avions de Transport Regional (ATR)
- Kontrak pembelian pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan perusahaan Bombardier Aerospace Commercial Aircraft
Terbaru, KPK juga menjerat Emirsyah dan Soetikno sebagai tersangka pencucian uang. Emirsyah dan Soetikno diduga melanggar Pasal 3 atau Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (ibh/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini