Salah satunya Ulis Salsabila (17). Perempuan yang tinggal di Kwitang ini menilai polusi di Jakarta makin parah bukan hanya karena proyek trotoar. Dia menilai kendaraan juga menyumbang polusi Jakarta makin parah.
"Menurut aku sih pemerintah nggak mungkin ngelakuin sesuatu tanpa ada dampak positifnya, pasti semua keputusan ada plus-minusnya. Mungkin untuk ke depannya untuk lebih baik juga sih (proyek trotoar). Polusi sendiri kan bukan karena ini (proyek trotoar) aja ya, kadang ada orang kendaraannya banyak, itu kan juga termasuk," ujar Ulis saat ditemui di lokasi, Kamis (25/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang gemar bersepeda ini sepakat polusi di Jakarta makin parah. Dia pernah menyaksikan langit Jakarta menghitam akibat polusi dan tidak biru seperti dulu.
"Sepakat (polusi Jakarta makin parah), aku pernah sepedaan, (habis itu) terus videion dari atas, terus kayak ini awan-awan gelap banget, nggak sebiru kayak dulu," kata Ulis.
Sementara itu, Amran (41), yang berprofesi sebagai pengajar fotografi di salah satu kampus di Jakarta, senada dengan Ulis. Dia menilai proyek trotoar paling hanya menyumbang sedikit dari polusi Jakarta yang makin parah.
"Buat saya, kalau umpama itu dibilang gara-gara ini (proyek trotoar), intinya sih bukan karena ini, tapi ini (kendaraan) lalu lintasnya. Dari dulu masalahnya ini kan, kalau ini (proyek trotoar) hanya berapa persen sih, trotoar ini. Tapi kalau kendaraan, saya nggak tahu sih nambah apa nggak kendaraan di Jakarta," ucapnya saat melintas setelah mengajar.
Dia pun sudah sangat terganggu oleh polusi di Jakarta. Udara bersih, dikatakan Amran, merupakan unsur kebutuhan dasar manusia.
"Intinya sangat terganggu, terus memang membutuhkan (udara bersih) sebagai manusia, wajarlah. Yang saya yakini adalah polusi memperpendek umur manusia. Bagaimana caranya kita harus bertahan hidup," sebut Amran.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebut ada dua faktor penyebab makin buruknya kualitas udara Jakarta. Pertama, faktor musim kemarau. Faktor kedua adalah kondisi di sekitar lokasi, termasuk adanya proyek trotoar di Cikini.
"Kita deteksi, kalau ada aktivitas lokal yang tidak seperti biasanya. Misal ada proyek atau konstruksi di sekitar titik pengukuran. Akan menghasilkan pengukuran yang lebih buruk," ucap Andono saat dihubungi.
Andono pun memberikan solusi sementara untuk mengatasi polusi Jakarta yang makin parah.
"Kami dari Dinas LH mengimbau kepada pelaku proyek untuk sering-sering siram (air) di lokasi proyek supaya, istilah membantu, debu tidak bertebaran ke mana-mana. Kan begitu, minimal itu," ujar Andono. (dkp/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini