Namun terkait total penambahan pasokan, pihak pemkab mengaku tidak memiliki data. Atau belum menerima data dari pihak Pertamina.
"Kalau angka (penambahan pasokan elpiji) kami tidak bisa memberikan data. Karena Pertamina sendiri tidak mau memberikan data angka," ujar Kabag Sumber Daya Alam (SDA) Setdakab Magetan, Yayuk Sri Rahayu saat dihubungi detikcom, Jumat (5/7/2019).
Menurut Yayuk, pemkab telah mengirimkan surat secara langsung ke Pertamina Madiun untuk menambah pasokan. Kemudian Pertamina langsung menambah pasokan ke 14 agen, untuk didistribusikan ke 400 pangkalan lebih.
"Tapi kami sudah mengirimkan surat ke Pertamina atas nama Bupati. Dan hari Senin kemarin saya ketemu agen dan sudah ada penambahan," katanya.
Yayuk menambahkan, pihaknya tidak mengetahui alasan Pertamina tidak memberikan data jumlah penambahan elpiji di Magetan. "Kami kurang tahu alasannya pihak sana (Pertamina Madiun) tidak mau memberikan data penambahan. Agen elpiji ada 14 di wilayah Magetan dan pangkalan sekitar 400 lebih," terangnya.
Seperti data yang dihimpun detikcom, 400 lebih pangkalan elpiji di Magetan tersebar di 235 desa dalam 18 Kecamatan. Itu artinya, ada banyak desa yang memiliki lebih dari satu pangkalan elpiji.
Sebelumnya diberitakan, warga di Kecamatan Kartoharjo dan Barat mengalami kelangkaan elpiji 3 kg. Harga di tingkat pengecer mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 22 ribu. Tabuh elpiji di puluhan toko di hampir semua desa di Kecamatan Kartoharjo, Magetan tampak kosong. Seperti di Desa Sukowidi, Pencol, Ngelang, Gunungan, Jajar serta Karangmojo. Kemudian di Desa Kolagen dan Panggung di Kecamatan Barat.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini