"Karena aktivitas masyarakat kembali normal, maka penyaluran elpiji juga kami kembalikan ke jumlah normal. Di wilayah Sumut, rerata konsumsi normal untuk elpiji 3 kg sebanyak 400 ribu tabung per hari. Sedangkan untuk elpiji nonsubsidi sejumlah 113 metriks ton (MT) per hari," ujar Unit Manager Communication & CSR MOR I Roby Hervindo dalam keterangannya, Jumat (28/6/2019).
Kembalinya konsumsi elpiji ke kondisi normal juga terjadi di Kabupaten Asahan dan Kota Tanjung Balai. Meski sempat mengalami penambahan penyaluran, konsumsi elpiji di kedua wilayah tersebut kini berangsur normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsumsi normal elpiji 3 kg di Kabupaten Asahan berada di kisaran 20 ribu tabung per hari. Sementara Kota Tanjung Balai sebanyak 4.251 tabung per hari.
Menyikapi laporan warga perihal tingginya harga elpiji 3 kg di kedua kabupaten tersebut, Roby memastikan harga elpiji bersubsidi di 610 pangkalan Kabupaten Asahan dan 118 pangkalan di Kota Tanjung Balai sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditentukan. HET untuk Kota Tanjung Balai adalah Rp 16.500 dan Kabupaten Asahan Rp 17 ribu di tingkat pangkalan.
"Kami tengarai ini aksi pengecer yang berusaha meraup keuntungan dengan menaikkan harga. Oleh karenanya, kami menghimbau warga agar membeli elpiji di pangkalan resmi Pertamina," tutur Roby.
Pertamina menegaskan kembali ke agen dan pangkalan untuk tidak menjual elpiji bersubsidi ke para pengecer. Agen maupun pangkalan yang terbukti melanggar akan menghadapi sanksi dari Pertamina, dari teguran hingga pemutusan hubungan usaha (PHU).
"Kami mendukung pemda dan aparat terkait seperti Disperindag dan Polda untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian pengecer. Karena kami tidak punya wewenang mengatur pengecer," kata Roby.
Pertamina mengimbau warga agar tidak mudah termakan isu kelangkaan yang diembuskan pengecer. Stok elpiji dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini