Menurutnya itu dilakukan karena saat ini potensi laut di Jawa Timur banyak yang belum dimaksimalkan seluruhnya. Terutama sebagai pusat jasa dan perdagangan.
"Luasnya lautan di situ potensi besar tersimpan. Belum lagi potensi Jatim sebagai pusat jasa dan perdagangan. Hari ini kontribusinya seperlima dari ekonomi Indonesia dari perdagangan," kata Emil dalam sambutannya di acara Maritime Talk Show dan Halalbihalal yang diselenggarakan IKA Alumni Fakuktas Teknologi Kelautan ITS, Sabtu (29/6/2019).
Menurut Emil, konsep konektivitas selama ini masih mengandalkan jalur darat. Meski demikian pembangunan pelabuhan tanpa didukung dengan akses darat akan percuma.
"Konektivitas kita konsepnya masih darat sistem intermoda. Tetapi membangun pelabuhan tanpa di-support dengan jalan juga percuma," kata Emil kepada para alumni di Hotel Majapahit.
Untuk itu, lanjut Emil, pihak Pemprov Jatim saat ini mulai membangun pelabuhan dan insfrastruktur untuk mendukung konektivitas laut. Ia berharap dengan adanya pelabuhan maka akan menjadi sektor pendukung konektivitas kelautan.
"Kita juga berkomitmen membangun pelabuhan di Prigi sebagai konektor antara Banyuwangi dan Bali sehingga nantinya terwujud," terang Emil.
"Ini bagian dari mewujudkan konektivitas laut. Harapannya ini menjadi sebuah triger dan sektor-sektor pendukung kelautan ini bisa maju," pungkasnya.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini