Mustofa Nahrawardaya adalah caleg PAN dari Dapil Jateng V yang juga anggota Direktorat Relawan BPN Prabowo-Sandi. Di media sosial, Mustofa aktif mencuit lewat akun @AkunTofa. Lewat cuitan-cuitannya itu, Mustofa beberapa kali bikin heboh.
Berikut sederet kontroversi terkait Mustofa Nahra:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mustofa sempat mencurigai gelang Susi Ferawati yang mengaku diintimidasi di CFD pada akhir April 2018. Gelang itu disebutnya sebagai #GelangKode.
Mustofa saat itu berada tak jauh dari lokasi saat Susi Ferawati ramai dikerubungi warga yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden. Saat itu, Mustofa mengaku melihat ada beberapa orang memakai gelang yang sama.
Kemudian, Mustofa menyaksikan video viral terkait gesekan orang yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja di YouTube. Satu hal yang disorotnya ialah penggunaan gelang kayu berwarna cokelat yang dipakai Fera dan beberapa orang lainnya saat gesekan terjadi.
![]() |
Saat itu, Pengacara Fera, Muannas Alaidid, sudah menjelaskan gelang yang disebut sebagai #GelangKode oleh Mustofa. Gelang berbentuk biji-bijian berwarna cokelat gelap itu dibeli di Madinah. Ia juga menegaskan gelang itu tak ada hubungannya dengan kegiatan di CFD.
"Jadi kalau masalah gelang itu tanda munculnya kepanikan dia. Waktu saya tanya ke Bu Fera, dia beli gelang waktu umrah di Madinah. Kedua, dia tak saling mengenal dengan Pak Stedi atau korban yang dipersekusi juga di CFD itu," kata Muannas saat dihubungi, Kamis (3/5/2018).
Kaligrafi di Masjid Mirip Salib
Pada April 2018, Mustofa mencuit soal kaligrafi yang tertempel di tembok luar Masjid Al-Robithoh di Bandara Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang. Menurutnya, salah satu huruf yang terukir disebut ada yang mirip salib.
"Min @_TNIAU mohon kiranya agar logo mirip salib, dihilangkan. Tidak Pantas. Ini adalah Masjid di Kompleks Lanud Abdulrahman Saleh, Malang. Mumpung belum diresmikan, tks," kata Mustofa dalam cuitannya yang di-mention ke akun resmi TNI AU.
Keesokkan harinya, TNI AU melalui akun resminya membalas, jika kaligrafi yang disebut mirip salib sebenarnya adalah menara.
"Terima kasih, kaligrafi tsb membentuk bangunan masjid dan menaranya, dimana garis mendatar tsb maksudnya alas kubah menara. Airmin yakin Allah Maha Mengetahui niat baik umatNya. Kalau hal spt ini jd masalah, niscaya Masjid Istiqlal tdk akan berdiri krn arsiteknya non-muslim," cuit @_TNIAU.
Heboh Akun @MustofaNahra dan Saracen
Akun Twitter @MustofaNahra menjadi sorotan karena banyak cuitan yang berhubungan tentang Saracen. Saat dimintai konfirmasi detikcom, Mustofa Nahrawardaya membantah cuitan terkait Saracen itu ditulis oleh dirinya. Akun @MustofaNahra itu dulu memang miliknya, tapi kemudian dicuri.
"Termasuk akun @MustofaNahra, dan juga akun FB, IG, dan lain-lain, termasuk Apple ID. Pas kecurian, HP saya dalam kondisi nonaktif, saya tidak tahu penyebabnya. Sehingga sehari kemudian, saya pakai akun baru cadangan: @NetizenTofa. Saya sudah umumkan hilangnya akun tersebut, sejak awal 2017 menggunakan akun NetizenTofa maupun akun milik follower saya," kata Mustofa dalam pesan kepada detikcom, Selasa (29/8/2017).
Mustofa juga membantah dirinya terlibat dengan Saracen karena ramainya tweet @MustofaNahra tentang kelompok tersebut.
"Nggak tahu sama sekali. Tapi akun @MustofaNahra menggiring opini seolah saya orang Saracen," katanya.
Menyoal Ma'ruf Amin Salat Sambil Duduk
Mustofa pernah menyoroti cawapres nomor urut 01, Ma'ruf Amin yang salat dalam posisi duduk. Momen Ma'ruf salat dalam posisi duduk terjadi sebelum debat perdana Pilpres 2019, Kamis (17/1). Pada saat itu, Ma'ruf salat berjamaah di Masjid Istana bersama Joko Widodo (Jokowi) hingga Wapres Jusuf Kalla.
"Urusan dunia, kuat berdiri... #2019PrabowoPresidenRI," cuit Mustofa pada 20 Januari 2019.
Saat itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding balas menyentil Mustofa. Dia bilang unggahan Mustofa tersebut karena ketidaktahuan hukum Islam.
"Saya kira kenyinyiran beliau (Mustofa) itu karena ketidaktahuan akan hukum, hukum agama. Saran saya belajarlah agama, kan di sana banyak ada ijtimak ulama, belajarlah sama ulama-ulama itu, jangan memperliihatkan ketidaktahuan, kasihan Pak Prabowo nanti kalau orang sekitarnya nggak paham. Aturan hukum di agama, prinsipnya kan boleh dan tidak ada yang melarang. Tidak dilarang agama orang salat duduk, baring, tergantung kondisinya dan kenyamanan," kata Karding.
Viral 'E-Mail Skenario Coklat1'
Pada Oktober 2018, beredar foto yang menunjukkan e-mail dengan subjek 'Skenario Coklat1' dari dahnilanzar@yahoo.com ke hanafi.rais@gmail.com. E-mail itu juga ditembuskan ke mustofa.b.nahrawardaya@gmail.com. Foto itu dibantah pihak-pihak terkait, termasuk oleh Mustofa. Mustofa meyakini itu hanya keisengan akun anonim.
"Saya hanya dikirimi oleh akun @twitajaib, Twitter, dia mengatakan saya telah berkonspirasi dengan Hanafi Rais dan Dahnil Anzar. Katanya syaa mengirim surat kapolri yang dipanggil KPK lalu di situ ada capture komputer seolah-olah dari Hanafi ke saya," kata Mustofa saat dihubungi detikcom, Jumat (26/10/2018).
"Setelah saya cek di e-mail saya tidak ada. Artinya capture itu palsu," sambungnya.
Kode 'Lion Air Mendarat di Halim'
Mustofa juga sempat jadi sorotan karena cuitannya 'kabar dari teman saya di Halim, Lion Air sudah mendarat di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Alhamdulillah'. Hal itu dicuitkannya pada Senin (29/10), pasca kejadian pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Dia pun sempat dipanggil penyelidik Direktorat Siber Bareskrim Polri untuk dimintai klarifikasi terkait posting-an itu pada Kamis (1/11/2018).
![]() |
Mustofa mengklaim kata 'Lion Air' dalam posting-an itu merupakan kode yang dipakai untuk memberi tahu istri. Dia sengaja tak memberi tahu lewat hubungan telepon karena merasa data di ponselnya sudah lama dikloning.
"Itu kode-kode karena soal keamanan tokoh tertentu ada yang saya dampingi. Jadi saya harus mengamankan mereka soal perjalanan. Saya kasih kode di situ," kata Mustofa sebelum pemeriksaan.
Jadi Tersangka Hoax Rusuh 22 Mei
Kini, Mustofa Nahra jadi tersangka terkait kasus penyebaran hoax alias berita bohong soal kerusuhan 22 Mei 2019. Cuitan yang dipersoalkan itu diunggah di akun Twitter @AkunTofa. Cuitan itu menggambarkan ada seorang anak bernama Harun (15) yang meninggal usai disiksa oknum aparat.
"Innalillahi-wainnailaihi-raajiuun. Sy dikabari, anak bernama Harun (15) warga Duri Kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat yg disiksa oknum di Komplek Masjid Al Huda ini, syahid hari ini. Semoga Almarhum ditempatkan di tempat yg terbaik disisi Allah SWT, Amiiiin YRA," demikian cuitan di @AkunTofa disertai emoticon menangis dan berdoa.
![]() |
Polri kemudian membantah hoax tersebut. Polri mengatakan peristiwa dalam video tersebut faktanya adalah penangkapan salah seorang perusuh bernama A alias Andri Bibir. Polri memastikan pelaku perusuh itu masih hidup. Peristiwa itu sendiri terjadi pada Kamis (23/5) pagi. Polri menegaskan narasi dalam video yang viral di Twitter hoax.
Mustofa kemudian ditangkap di kediamannya pada Minggu (26/5) dini hari dan menjadi tersangka. Mustofa lalu dibawa ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, untuk diperiksa.
Simak Juga "Anggota BPN Mustofa Nahra Tersangka Hoax 22 Mei":
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini