Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Truk gandeng dengan nomor polisi L 8744 UQ itu terguling di jalur utama Banyuwangi-Jember. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Sang sopir truk Ahmad (42) bercerita, saat melewati kawasan jembatan Tambong yang menurun, terjadi kemacetan. Ia yang hilang kendali akhirnya memilih membanting truk ke kiri dan menabrak pohon sampai terguling.
Itu ia lakukan agar tidak menabrak kendaraan yang ada di depannya. Sementara 22 ton beras yang akan dikirim ke Surabaya via jalur pantura tumpah ke jalan.
"Awalnya macet, karena jalannya turunan dan muatan saya berat, saya langsung banting setir ke kiri agar tidak menabrak kendaraan yang ada di depan," ujar Ahmad, Selasa (21/5/2019).
Saat terguling, kata Ahmad, truk yang ia kemudikan tidak sedang melaju kencang, bahkan bisa dikatakan pelan. Sehingga tidak sampai menelan korban jiwa.
Ia dan dua korban lainnya hanya mengalami luka ringan. Dua korban lainnya yang dimaksud yakni sang anak yang masih berusia 10 tahun dan seorang kernet.
"Alhamdulillah selamat. Hanya kondisi beras yang terguling ini yang buat saya bingung," pungkasnya.
Sampai saat ini jalur utama penghubung Banyuwangi-Jember padat merayap. Aparat kepolisian memberlakukan sistem buka tutup di sekitar jalur tersebut karena badan truk menutup sebagian jalan. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini