Salah seorang warga yang ikut mendatangi pabrik Nursalam menyampaikan, pengurukan yang dilakukan pihak perusahaan membuat saluran irigasi yang mengaliri sawah warga tidak berfungsi. Ia juga kecewa karena pihak pabrik tidak melakukan sosialisasi terhadap warga yang terdampak.
"Meskipun lahan milik pabrik sendiri yang diuruk tapi kami petani yang kena dampaknya," kata Salam, Jumat (10/5/2019).
Salam menambahkan, warga juga sempat mengadukan hal ini ke Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Lamongan. Hanya saja, aduan yang mereka sampaikan belum mendapat tanggapan.
"Kami juga pernah meminta mediasi kepada BLHD Lamongan tapi tidak ada respon. Hingga akhirnya kami melakukan unjuk rasa," imbuh Salam yang berencana akan mengadukan masalah tersebut ke Pemkab Lamongan dalam waktu dekat.
Secara terpisah Kepala Pabrik Bambang Permadi mengaku bahwa beberapa tuntutan yang disampaikan para warga sudah direalisasikan. Termasuk pembangunan saluran gorong-gorong dan beberapa tuntutan lainnya.
"Kami sudah memberikan hak apa yang dituntutkan mereka yang secara langsung diterima oleh kepala desa," katanya.
Pabrik juga mengklaim bantuan berupa pembangunan saluran irigasi dan pembuatan saluran drainase, juga sudah berikan kepada kepala desa setempat.Itu dibuktikan dengan tanda terima dan bukti kwitansi pembayaran.
"Kepala desa pas ketemu dengan kami. Minta ini itu yang tujuannya untuk kepentingan masyarakat. Namun nyatanya hal itu tidak direalisasikan, sehingga masyarakat sekitar pabrik kembali melakukan aksi unjuk rasa," pungkas Bambang. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini