Penyebab Banjir di Mojokerto 5 Hari Tak Kunjung Surut

Penyebab Banjir di Mojokerto 5 Hari Tak Kunjung Surut

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 06 Mei 2019 15:11 WIB
Banjir di Mojokerto tak kunjung surut/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Banjir yang sudah 5 hari merendam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tak kunjung surut. Selain intensitas hujan, banjir di desa ini dipicu masalah sungai yang mengalir di dekatnya.

Terdapat 2 sungai yang mengalir di dekat Desa Tempuran, yakni Sungai Watudakon dan Balongkrai. Selama sekitar 6 tahun terakhir, kedua sungai itu tak pernah meluap meski intensitas hujan sedang tinggi.

"Di sini banjir terakhir kali enam tahun lalu karena sungai meluap, tapi hanya di jalan. Itu pun dua hari sudah surut. Banjir kali ini paling parah," kata Junaidi (31), warga Dusun/Desa Tempuran saat berbincang dengan detikcom di rumahnya yang dikepung banjir, Senin (6/5/2019).

Dengan begitu, terdapat faktor lain yang memicu banjir di Desa Tempuran selain tingginya intensitas hujan. Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto M Zaini menjelaskan, meluapnya Sungai Balongkari dan Watudakon akibat 2 pintu Dam Sipon tersumbat sampah dan potongan kayu.


Kedua sungai itu bertemu di satu titik di dekat Desa Tempuran, lalu mengalir menuju ke Dam Sipon. Tersumbatnya pintu air tersebut mengakibatkan air sungai Watudakon dan Balongkrai tak mengalir lancar, tapi meluap ke permukiman penduduk.

"Dam Sipon menjadi kewengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Brantas. BBWS akan turun membawa alat untuk membersihkan sampah," terang Zaini kepada wartawan di Posko BPBD Mojokerto Dusun Tempuran.

Selain tersumbatnya Dam Sipon, Zaini mengakui Sungai Watudakon dan Balongkari perlu dinormalisasi. Kedua sungai itu mengalami pendangkalan dan penyempitan. Sehingga daya tampungnya menjadi rendah dan mudah meluap. Namun, lagi-lagi normalisasi menjadi kewenangan BBWS Brantas di bawah Kementerian PUPR.

"Perlu normalisasi sekitar 3 kilometer. Karena dulu lebarnya 9 meter tinggal 4 meter, kedalamannya dulu dari 9 meter tinggal 3 meter," ungkapnya.


Banjir yang merendam Dusun Tempuran dan Bekucuk, Desa Tempuran terjadi sejak Kamis (2/5) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah 5 hari berlalu, banjir di desa ini tak kunjung surut. Banjir setinggi 30-40 cm saat ini masih merendam permukiman penduduk. Sementara di jalan-jalan kampung, ketinggian air sepaha orang dewasa.

Jumlah rumah warga yang masih terendam banjir mencapai 304 unit. Banjir ini berdampak terhadap 1.207 jiwa. Sebagian korban mengungsi ke rumah-rumah saudaranya, sebagian lainnya memilih bertahan untuk menjaga barang berhara di rumah masing-masing. Banjir juga mengakibatkan puluhan warga menderita beberapa jenis penyakit. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.