5 Hari Hidup di Tengah Banjir, Warga di Mojokerto Mulai Terserang Penyakit

5 Hari Hidup di Tengah Banjir, Warga di Mojokerto Mulai Terserang Penyakit

Enggran Eko Budianto - detikNews
Senin, 06 Mei 2019 13:57 WIB
Petugas gabungan bantu warga/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Tak terasa sudah 5 hari warga Kabupaten Mojokerto hidup di tengah kepungan banjir. Selain mengganggu aktivitas mencari nafkah, banjir juga mengakibatkan sebagian warga Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, terserang sejumlah penyakit.

Banjir yang merendam Dusun Tempuran dan Bekucuk, Desa Tempuran sampai siang ini masih jauh dari kata surut. Ketinggian air di jalan-jalan kampung mencapai paha orang dewasa. Sedangkan banjir setinggi 30-40 cm masuk ke rumah-rumah penduduk.

Di tengah teriknya matahari awal Ramadhan ini, tak tampak kesibukan warga setempat mencari nafkah. Hanya terlihat sejumlah anak kecil asyik bermain di tengah jalan yang tak lagi nampak akibat ditelan banjir.

Sementara para orang dewasa hanya bisa duduk santai di teras rumah. Itu pun tak semua rumah warga nampak berpenghuni. Sebagian lainnya terlihat sepi karena ditinggal pemiliknya mengungsi. Tak hanya permukiman, sawah dan kebun penduduk juga terendam banjir.

Warga Dusun Tempuran Supi'i (40) mengaku enggan mengungsi demi menjaga barang-barang berharga di rumahnya. Sudah 4 malam dia terpaksa tidur di atas kursi bambu beralaskan kasur di teras rumahnya.


Sementara istri dan kedua anaknya dia ungsikan ke rumah orang tuanya yang tak terdampak banjir. Anak dan istrinya hanya kembali ke rumah pada siang hari.

"Saya tidak menungsi karena khawatir air meninggi. Kalau banjir tambah parah, saya khawatir barang-barang di rumah saya hanyut," kata Supi'i saat berbincang dengan detikcom, Senin (6/5/2019).

Tidur di tempat terbuka di tengah kepungan banjir tentu bukan hal yang nyaman bagi siapapun, termasuk Supi'i. Bapak dua anak ini mengaku kedinginan dan dikerubuti nyamuk sepanjang malam.

"Kaki saya sudah gatal-gatal karena setiap hari aktivitas di tengah banjir. Sudah diberi bantuan salep," ujarnya.

Bahkan, lanjut Supi'i, banjir membuatnya tak bisa mencari nafkah. Untuk makan sehari-hari, dia bersama anak dan istrinya hanya mengandalkan kiriman makanan dari dapur umum yang dibuat Pemkab Mojokerto. Itu pun kiriman makanan kadang datang hanya 2 kali dalam sehari.


"Saya kerjanya mencari rongsokan (pemulung). Sepeda motor Suzuki Shogun yang biasa saya pakai kerja, mogok karena kena banjir," ungkapnya.

Penderitaan akibat kepungan banjir juga dirasakan Junaidi (31), warga Dusun Tempuran. Menurut dia, banjir sudah merendam kampungnya sejak Kamis (2/5) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Selain merasakan gatal-gatal di kaki, bapak dua anak ini juga mengeluh kesulitan BAB, mandi dan tidur. "Kamar mandi penuh air banjir sehingga mandi dan BAB tidak bisa, terpaksa ke rumah saudara. Kalau tidur mengungsi ke rumah orang tua. Karena kamar tidur banyak nyamuk dan dingin karena di tengah banjir," terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin menjelaskan, banjir selama 5 hari di Desa Tempuran mengakibatkan puluhan warga terjangkit beberapa jenis penyakit. Mereka telah mendapatkan perawatan medis di Posko Kesehatan Bencana Banjir, Dusun Tempuran.

Dia merinci, terdapat 30 korban banjir yang menderita gatal-gatal, 24 orang mengeluh capek-capek, 12 orang mengalami ISPA, 6 orang kepala pusing, 2 orang mengalami diare, serta 3 orang menderita gastritis.

"Ada juga yang mengalami luka ringan dan hipertensi masing-masing satu orang. Keluhan apapun kami tangani di posko kesehatan," tegasnya.

Data dari Posko BPBD Kabupaten Mojokerto menunjukkan, terdapat 304 rumah di Dusun Tempuran dan Bekucuk yang sampai siang ini terendam banjir. Rata-rata ketinggian air yang merendam permukiman warga 30-40 cm. Banjir ini berdampak terhadap 1.207 jiwa. Sebagian dari mereka memilih mengungsi ke rumah keluarga masing-masing. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.