Nanang meninggal dunia di rumahnya, sekitar pukul 12.00 WIB, Selasa (22/4/2019). Jenazah sudah dikebumikan, sore harinya.
Juhariyah (54), istri Nanang Subiyanto mengaku kematian suaminya sangat mengejutkan bagi keluarga. Sebab suaminya tidak pernah mengeluhkan sakit. Saat itu, suaminya hanya mengaku capek setelah menjadi petugas KPPS.
"Saat itu istirahat di kamar. Waktu akan meninggal itu kedip-kedip saja terus tidak sadarkan diri," ujarnya kepada detikcom, Rabu (24/4/2019).
Untuk memastikan kondisi sang suami kata Juhariyah, keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit. Namun sayang, belum sempat ditangani dengan intensif, nyawa Nanang Subiyanto tak bisa di tolong.
![]() |
"Kata dokter serangan jantung. Sempat kita bawa ke rumah sakit Fatimah," tambahnya.
Diakui Juhariyah, aktivitas suaminya sebelum dan sesudah pemilu sangat tinggi. Mulai dari persiapan pembuatan TPS, pemungutan dan penghitungan suara hingga pelaporan di Kelurahan, dilakukannya dengan kerja ekstra.
"Bapak tidak pernah sambat. Semua dilakukan sendiri. Bahkan saat penghitungan tidak mau diganti. Malah saat mengirim kotak dan surat suara disopiri sendiri mobilnya. Anggota lain juga menyertai ke kelurahan," tambahnya.
Saat ini, pihak keluarga belum mendapatkan santunan sepeninggal suaminya. Namun pihak keluarga tidak terlalu mengharapkan santunan tersebut.
"Doakan saja suami saya bisa masuk surga. Semoga perjuangan bapak diterima Allah SWT," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini