Sebelum dirawat, pria asal Jalan Soekarno-Hatta 2/8 Kelurahan Karanganyar, Panggungrejo, ini mengeluh sakit setelah lembur menjaga pencoblosan hingga penghitungan suara.
"Bapak meninggal pada Minggu malam di rumah sakit. Senin pagi dimakamkan," kata istri Tohiron, Suryatin (39), di rumahnya, Selasa (23/4/2019).
Ibu dua anak ini menjelaskan, suaminya mulai bertugas sejak Selasa (16/4) malam mempersiapkan berbagai keperluan di TPS 21 Kelurahan Karanganyar. Pada Rabu pagi, Tohiron, seperti anggota Linmas lainnya, menjaga keamanan proses pencoblosan.
Setelah proses pencoblosan usai, dilanjutkan penghitungan hingga malam hari. Tugas dilanjutkan mengantar logistik dari TPS ke PPS Kelurahan.
"Pulang kamis dini hari bapak mengeluh kecapean dan tidur," terang Suryatin.
Meski masih terlihat lemas, Kamis malam Tohiron tetap bekerja menjaga warung kopi miliknya hingga Jumat pagi. Saat menjaga warung kopi, Thohiron, tampak lemas.
"Jumat malam, bapak badannya panas. Mulutnya keluar air liur bercampur darah," terang Suryatin.
Karena kondisinya memburuk, keesokan harinya dilarikan RSUD dr R Soedarsono. Setelah menjalani perawatan di IGD, Tohiron akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (21/4) pukul 20.02.
"Menurut dokter karena suhu badannya panas terlalu tinggi, menjalar ke sarafnya. Bapak meninggal," terangnya.
Suryatin mengatakan, selama ini Tohiron tak pernah mengeluh sakit. Saat berangkat bertugas sebagai Linmas untuk menjaga TPS, ia juga segar bugar.
Sekertaris Kelurahan Karanganyar, Yeti Hayuni, mengatakan Tohiron menjalani perawatan akibat kelelahan jaga TPS.
"Jaga TPS kan sampai larut malam itu. Bapaknya kelelahan. Beliau baru menjadi Linmas langsung tugas jaga TPS," terang Yeti.
Simak Juga '90 Petugas KPPS Meninggal, Format Pemilu Tak Efektif':
(fat/iwd)