"Beliau menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan ke rumah sakit, Senin (22/4/2019) sekitar pukul 17.30 WIB, kurang lebih menjelang maghrib. Korban mengeluh badannya lemas dan pusing," kata Ketua PPK Kecamatan Maospati, Imam Yudhianto kepada detikcom saat dikonfirmasi di Kelurahan Kraton, Selasa (23/4/2019).
Meninggalnya ketua KPPS, jelas Imam, diduga karena kelelahan sebelum pencoblosan. Korban sudah melakukan penghitungan suara baik di TPS dan PPK dua kali, mulai pagi hingga pagi lagi.
"Yang bersangkutan, Isran sibuk mengurus pemilu. Mulai dari persiapan TPS, pelaksanaan pemungutan suara dilanjutkan penghitungan suara di tingkat TPS. Kemudian penghitungan berlanjut rekapitulasi di PPK Maospati hari Sabtu (20/4) hingga Minggu (21/4) dini hari pukul 02.00 WIB," tambahnya.
Sementara salah satu perangkat desa yang menjabat Kaur Perencanaan Desa Sumberejo, Edi Martoyo mengaku sempat bertemu dengan almarhum di sawahnya. Saat itu Isran melihat padi di sawahnya.
"Tadi langsung di bawa balik ke rumah begitu tahu sudah meninggal. Rencana jenazah dimakamkan hari ini. Keluarga sudah ikhlas dan tidak dilakukan autopsi oleh polisi," jelas Edi Martoyo.
Pantauan detikcom Kelurahan Kraton, Kecamatan Maospati, masih tampak ramai proses rekapitulasi. Belasan polisi Polsek Maospati ikut memantau jalannya rekapitulasi suara pemilu.
Simak Juga '90 Petugas KPPS Meninggal, Format Pemilu Tak Efektif':
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini