Poyuono Gerindra Embuskan Isu Amplop Jempol dari Menteri, TKN Minta Bukti

Poyuono Gerindra Embuskan Isu Amplop Jempol dari Menteri, TKN Minta Bukti

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 03 Apr 2019 22:55 WIB
Arief Poyuono (Foto: Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menduga ada dalang di balik cap jempol yang ditemukan di amplop tersangka dugaan suap anggota DPR Bowo Sidik Pangarso. Ia menyebut dalang itu adalah seorang menteri.

"Pokoknya ada, rahasia. Karena jaringannya Bowo itu jaringannya ke menteri," ujar Arief ketika dihubungi, Rabu (3/4/2019).


Namun, Arief tidak memberi tahu soal sosok menteri itu. Dia juga enggan membeberkan dari mana informasi tersebut didapatkannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pokoknya ini infonya A1 (pasti) dari kawan saya," kata dia.

Dia yakin KPK akan menelusuri soal keterkaitan Bowo dengan sosok menteri yang dimaksudnya itu. Menurut Arief, Bowo hanya merupakan eksekutor.

"Yakin, ya pokoknya nanti KPK akan menyasar ke sana," ucap Arief.


"KPK harus menyusun siapa otak utamanya, karena saya nggak yakin itu Bowo. Bowo itu hanya pelaksana," lanjut dia.

Atas tudingan itu, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin meminta Arief membeberkan bukti. Menurut TKN, Arief asal menuding.

"Lebih baik sebut siapa menteri yang dimaksud? Jangan asal tuduh," kata juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily.


Ace menyebut Arief menyebarkan fitnah. Ia mengatakan kasus yang menjerat Bowo tidak berkaitan dengan pihak mana pun.

"Pak Arief Poyuono ini jangan menuding sembarangan. Tuduhan itu fitnah. Jangan menuding orang tanpa bukti yang kuat. Apa yang dilakukan Bowo tidak ada kaitannya dengan siapapun. Kami yakin apa yang dilakukannya merupakan inisiatif pribadi," ujar politikus Golkar itu.

Poyuono Gerindra Hembuskan Isu Amplop Jempol dari Menteri, TKN Minta BuktiFoto: Ace Hasan Syadzily (Foto: Ari Saputra/detikcom)

Ia pun menilai Arief memiliki niat buruk. Ace mengatakan Arief ingin menggiring opini negatif terhadap Jokowi.

"Pak Arief Puyouno ini jelas ingin mengkaitkan kasus Bowo dengan Capres kami dengan maksud untuk menggiring opini negatif. Tujuannya jelas, mendegradasi Pak Jokowi. Kami sangat keberatan dengan tuduhan itu," ucap Ace.


Bowo sendiri ditetapkan KPK sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti lewat seorang bernama Indung, yang juga sudah menjadi tersangka. Total dugaan suap yang diterima oleh Bowo dari Asty berjumlah Rp 1,5 miliar dan 89,4 juta yang diamankan saat operasi tangkap tangan (OTT).

Uang itu diduga diterima Bowo lewat 7 kali pemberian. KPK menduga suap diberikan kepada Bowo agar membantu proses perjanjian penggunaan kapal-kapal PT HTK oleh PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog) untuk pengangkutan pupuk.


Uang Rp 1,5 miliar yang telah diberikan sebelum OTT terjadi itu diduga merupakan bagian dari Rp 8 miliar yang ada di dalam 400 ribu amplop yang disita saat OTT Bowo. Sementara, uang Rp 6,5 miliar lainnya diduga berasal dari gratifikasi yang saat ini masih ditelusuri siapa pemberinya.

Dalam proses penyidikan, KPK mengatakan menemukan ada cap jempol pada amplop dari 3 kardus yang telah dibuka. Cap Jempol itu diduga bakal digunakan Bowo untuk serangan fajar saat Pileg 2019. (tsa/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads