Selain itu, program gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Adapun dalam pemberantasan itu setiap masyarakat selalu diikutkan langsung melalui kader-kader PSN yang tersebar mulai dari tingkat RT sampai kecamatan.
"Mereka (kader) tanggung jawab terhadap satu rumah. Ada namanya Bumantik, Rumantik (guru pemantau Jentik), Wamantik (siswa pemantau jentik). Kalau Bu mentik (ibu memantau jentik) itu di kampung, guru di sekolah, siswa juga," kata Risma usai menghadiri Gebyar PSN di Lapangan Thor, Surabaya, Jumat (1/1/2019).
Risma melanjutkan secara teknis dari kader-kader ini, mereka berkeliling mengajak masyarakat untuk membersihkan lingkungan terutama rumah agar tidak ada genangan air yang kemudian menjadi sarang nyamuk.
Selain berekeliling, mereka juga aktif mengumpulkan jentik dan melaporkan korban-korban yang terindikasi terkena DBD. Sehingga para korban ini bisa tertolong dengan cepat. Dari hal itu, Surabaya mampu menekan serendah mungkin DBD.
"Biasanya kemudian dikirim ke lurah. Nah, lurah lapornya ke saya. Jadi, yang positif DB berapa, dia laporkan rutin," terang alumnus ITS itu.
Salah satu Bu Mantik Lamsia (58) menjelaskan dirinya setiap hari Jumat selalu berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengajak membersihkan lingkungan, rumah dan tempat-tempat genangan air.
"Saya seminggu sekali keliling. Biasanya pada hari Jumat. Dan kita namakan Jumat bersih," beber Lamsia.
Dikatakan Lamsia, kegiatan menjadi Jumantik (juru pemantau jentik) itu sudah ia lakukan sejak 15 tahun terakhir. Saat ini ia merupakan koordinator Bu Mantik di RT 16 RW 6 Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini