Pengadilan Rusia pada hari Jumat (12/12) waktu setempat, menjatuhkan hukuman penjara kepada hakim-hakim senior Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan kepala jaksa penuntutnya. Ini sebagai tindakan balasan setelah pengadilan internasional tersebut mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Sebelumnya pada tahun 2023, kepala jaksa ICC, Karim Khan mendakwa Putin dengan tuduhan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Moskow pun menanggapi dengan membuka kasus terhadapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Al Arabiya, Sabtu (13/12/2025), pengadilan kota Moskow memutuskan bahwa "Jaksa ICC Karim Khan secara tidak sah menuntut warga negara Rusia di Den Haag" dan bahwa ICC "menginstruksikan para hakim di majelis untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan yang jelas-jelas tidak sah."
Rusia bukan anggota ICC, dan tidak satu pun dari para terdakwa hadir di pengadilan di Moskow, ibu kota Rusia tersebut.
Khan, 55 tahun, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara secara in absentia. Sementara delapan staf ICC, termasuk mantan presiden pengadilan Piotr Hofmanski, mendapat hukuman penjara mulai dari 3,5 hingga 15 tahun.
Khan saat ini diskors dari tugasnya karena penyelidikan internal menyusul tuduhan pelanggaran seksual. Khan telah membantah tuduhan itu.
Sejak mengirim pasukan ke Ukraina, Rusia telah mengeluarkan banyak hukuman in absentia kepada para pembangkang, jurnalis, oposisi, dan politisi asing di luar jangkauannya.
Khan juga telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat atas penyelidikan ICC terhadap pejabat-pejabat AS dan Israel. Baik Amerika Serikat maupun Israel tidak termasuk di antara 125 anggota pengadilan yang berbasis di Den Haag, Belanda tersebut.
Tonton juga video "Rusia Peringatkan Uni Eropa Jika Mengambil Asetnya yang Dibekukan"











































