"Selama LSI tidak men-declare tidak adanya kaitan secara langsung atau tidak langsung dengan paslon 01, kita nggak ambil pusing dengan survei mereka. Sejak jauh hari survei mereka juga kerap meleset jauh, kok," kata anggota BPN Prabowo-Sandi, Habiburokhman, kepada wartawan, Rabu (30/1/2019).
Habiburokhman mengungkit soal survei LSI Denny JA pada Pilgub DKI 2012. Ia menyebut saat itu survei LSI meleset hingga 30 persen dengan hasil quick count (QC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pascadebat pertama capres-cawapres pada 17 Januari lalu, elektabilitas Jokowi dan Prabowo dinilai sama-sama mengalami kenaikan. Namun Jokowi tetap unggul.
Elektabilitas Jokowi naik 0,8% sehingga menjadi 54,8%. Sementara Prabowi naik 0,4% sehingga menjadi 31%. Sebanyak 14,2% responden belum menentukan pilihan.
Habiburokhman kemudian juga berbicara tentang rilis LSI Denny JA yang menyatakan Jokowi menang 5-1 atas Prabowo pada debat perdana. Menurut dia, performa Prabowo lebih baik daripada Jokowi.
"Soal materi, Jokowi jelas kalah telak, karena tidak paham jika form caleg DPRD tidak ditandatangani ketua partai. Dia juga nggak paham spirit UU Pemasyarakatan atau bahkan asas legalitas yang menjadi dasar adanya caleg mantan napikor. Begitu juga soal program kerja, tidak ada yang baru dari Jokowi. Paslon kami jelas menawarkan pembentukan cabang-cabang KPK," kata Habiburokhman.
Politikus Gerindra itu mengatakan antusiasme publik yang terdidik justru makin menguat pascadebat. Sebab, kata Habiburokhman, Prabowo dianggap punya visi-misi dan program yang jelas.
"Yang saya amati, antusiasme orang-orang terdidik atau rasional semakin kuat setelah debat. Mereka jadi yakin bahwa Pak Prabowo bukan sekadar berbeda dengan Jokowi yang sudah dianggap gagal. Pak Prabowo punya visi, misi, dan program yang jelas," ujarnya. (tsa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini