Sekda Jabar Bantah BAP Sendiri di Sidang Meikarta: Saya Buru-buru

Sidang Suap Izin Meikarta

Sekda Jabar Bantah BAP Sendiri di Sidang Meikarta: Saya Buru-buru

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Senin, 28 Jan 2019 15:39 WIB
Sekda Jabar Iwa Karniwa seusai menjalani pemeriksaan di KPK pada November 2018 (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Bandung - Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Sekda Pemprov Jabar) Iwa Karniwa membantah menerima Rp 1 miliar terkait perizinan proyek Meikarta. Berita acara pemeriksaan (BAP) dirinya pun sampai-sampai dibantah sendiri olehnya.

Awalnya jaksa menanyakan tentang pertemuan Iwa dengan Neneng Rahmi Nurlaili di Km 72 Tol Purbaleunyi. Neneng Rahmi merupakan salah satu tersangka perkara suap terkait perizinan proyek Meikarta dengan jabatan Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Pemkab Bekasi.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu hanya sebentar. Saya bilang ini masalah dinas, bertemu saja di kantor," ujar Iwa saat bersaksi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (28/1/2019).

Dalam pertemuan dengan Neneng Rahmi itu, Iwa tidak sendiri. Ada anggota DPRD Jabar Waras Wasisto, anggota DPRD Kabupaten Bekasi Sulaeman, dan Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga/Dispora Pemkab Bekasi Hendry Lincoln. Iwa mengaku ikut dalam pertemuan itu karena diajak Waras.

Jaksa kemudian membacakan BAP Iwa yang menyebutkan bila pertemuan itu membahas mengenai Raperda Rencana Detail dan Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Bekasi. Setelah itu, jaksa juga membacakan BAP yang berisi commitment fee serta penerimaan uang dari Waras untuk Iwa. Namun Iwa membantahnya.

"Tidak," kata Iwa.

Jaksa kembali membacakan BAP Iwa yang berisi pengakuannya bila Waras pernah menawarinya bantuan banner. Bantuan itu ditawarkan karena Iwa berencana menjadi bakal calon Gubernur Jabar dari PDIP.

"Apakah penawaran itu saat saksi diusung di Pilgub Jabar?" tanya jaksa.

"Ya tapi saya tidak meminta," jawab Iwa.

Lalu, jaksa menanyakan tentang realisasi bantuan banner itu tetapi ditepis Iwa. Jaksa kembali berpedoman pada BAP Iwa yang di dalamnya disebutkan bila banner sudah dipasang.

"'Tawaran bantuan banner akhirnya terealisasi namun yang menerima Waras. Pada Desember 2017 Waras datang dan menyebut ada bantuan banner sudah dipasang. Saya sebut ya udah terima kasih padahal saya nggak bisa bantu. Waras nggak menyebut dari mana yang saya tahu terkait RDTR yang sebagaimana Waras pernah bertemu'. Bagaimana itu?" tanya jaksa.




"Tidak," kata Iwa membantah BAP-nya sendiri.

"BAP itu sudah ditandatangani, apakah BAP benar?" tanya jaksa.

"Saya buru-buru supaya cepat selesai. (Soal banner) Saya tidak memberikan desain dan meminta," jawab Iwa lagi.

Iwa pun menyebutkan bila khusus keterangannya itu diralatnya. "Terkait khusus yang itu diralat," kata Iwa.

Majelis hakim sempat menanyakan pada Iwa tentang hal tersebut. Sebab menurut hakim, dua saksi sebelumnya yaitu Neneng Rahmi dan Hendry Lincoln menyebut permintaan dan pemberian uang ke Iwa tersebut.

"Ini kan begini, dua saksi mengatakan saudara menerima Rp 1 miliar. Ini dua saksi yang mengatakan," kata hakim.

"Tidak," jawab Iwa tetap menepisnya.

"Ya itu terserah bapak, tapi dua saksi itu menyebutkan atas permintaan bapak," kata hakim

"Saya tidak meminta dan menerima," jawab Iwa.

"Saya cuma mengingatkan," kata hakim.




Iwa sebelumnya disebut-sebut menerima duit Rp 1 M terkait pengurusan RDTR proyek Meikarta. Nama Iwa pertama kali disebut oleh Bupati Bekasi nonaktif Neneng Hasanah Yasin.

Dalam sidang ini duduk empat orang terdakwa yaitu Billy Sindoro, Henry Jasmen, Taryudi dan Fitradjadja Purnama. Mereka disebut berasal dari Lippo Group yang didakwa memberikan suap ke Bupati Neneng dan jajaran pejabat di Pemkab Bekasi demi mendapatkan izin untuk proyek Meikarta. (dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads