Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menilai aparat kepolisian dan Bawaslu perlu menginvestigasi beredarnya tabloid tersebut. Supaya jelas siapa dalang di balik munculnya tabloid ini.
"Perlu ada investigasi dari Polisi dan Bawaslu, lembaga atau siapa yang menerbitkan dan mengedarkan majalah tersebut," jelasnya saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (23/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dalam menginvestigasi kasus tersebut aparat kepolisian dan Bawaslu bisa bekerjasama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Harapannya informasi penting dari DKM bisa didapatkan segera.
Namun Abdul Mu'ti enggan mengomentari terlalu jauh terkait isi tabloid itu. Alasannya isi tabloid multi tafsir. Belum jelas apakah isi tabloid berisi ujaran kebencian dan mengarahkan memilih capres tertentu atau tidak.
"Memang itu (isi tabloid) multitafsir. Kalau isinya tidak mengarahkan supaya memilih partai atau paslon (capres-cawapres) tertentu tidak masalah," ungkapnya.
Oleh karenanya, Abdul Mu'ti meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan tersebarnya Tabloid Indonesia Barokah di masjid-masjid. Dia berharap masyarakat tetap tenang.
"(Jangan) terprovokasi oleh berbagai informasi di media massa dan media sosial yang berisi ujaran kebencian dan permusuhan. Proses demokrasi harus dilaksanakan dengan kesantunan dan semangat persatuan," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Tabloid Indonesia Barokah tersebar di Jateng dan Jabar. Bawaslu setempat sudah memantau tabloid tersebut. Bahkan Bawaslu Blora tak mempermasalahkan bila tabloid kontroversial ini diedarkan.
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini