Penculik 3 Pelajar Magetan Sempat Telepon, Orang Tua: Ngaku Polisi

Penculik 3 Pelajar Magetan Sempat Telepon, Orang Tua: Ngaku Polisi

Sugeng Harianto - detikNews
Jumat, 04 Jan 2019 13:40 WIB
Foto: Sugeng Harianto/File
Magetan - Tiga remaja di Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan yang diduga menjadi korban penculikan akhirnya pulang. Sebelum dugaan penculikan terjadi, salah satu orang tua korban mengaku menerima panggilan dari seseorang yang mengaku pelaku.

Namun pelaku ini juga mengaku sebagai anggota Polri dan meminta syarat agar Jarno dapat membebaskan anaknya. Hanya saja syaratnya bukan uang atau barang sebagai tebusan.

"Sebelumnya kemarin sore ada yang telpon mengaku polisi bernama Dian dan meminta bertemu di kantor polisi. Itu syarat kalau ingin anak saya dilepas," kata salah ayah satu korban dugaan penculikan, Jarno (45), kepada detikcom, Jumat (4/1/2019).


Penelepon itu pulalah yang membawa putranya, AD dan dua remaja lain, AG dan AN (15) pada hari Kamis (3/1/2019) sekitar pukul 01.00 WIB dari kediaman masing-masing.

"Setelah saya telusuri memang yang membawa anak saya itu bernama Dian, ngakunya anggota polisi. Tapi saya ndak tahu itu polisi beneran atau bukan. Itu yang menjadi pikiran saya saat itu," ungkapnya.

Jarno kemudian melanjutkan, usai mendapatkan panggilan dari si pelaku, ia pun berkoordinasi dengan Kepala Desa Desa Tunggur dan memenuhi permintaan pelaku untuk mendatangi Polres Magetan. Di sanalah ia bertemu dengan pelaku dan putranya.

Ketiga pelajar MTsN Kedungpanji itu diperbolehkan pulang pada hari Kamis (3/1/2018) sekitar pukul 20.00 WIB.


Dalam kesempatan terpisah, Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Sukatni menuturkan, ketiga warga Kecamatan Lembeyan itu telah diselamatkan anggotanya.

Sukatni juga menegaskan bahwa ketiganya bukan menjadi korban penculikan. Justru, lanjut Sukatni, para remaja yang masih berstatus pelajar MTsN Kedungpanji itu diduga terlibat tindak pidana di bawah umur.

"Ketiga remaja yang katanya diculik itu tidak benar. Ketiganya kita amankan dari tindakan pidana," ungkap Sukatni.


Diberitakan sebelumnya, AD, AN dan AG diduga diculik pada hari Kamis (3/1/2019) dini hari. Menurut cerita Jarno, saat itu ada tiga pria menggedor pintu rumahnya mengaku polisi. Padahal saat itu hanya ada anaknya dan sang nenek yang ketakutan. Ayah AD sendiri sedang melatih beladiri.

"Pelaku tiga orang menanyakan anak saya ke mbahe (neneknya). Sambil ketakutan ibu saya manggil anak saya langsung dibawa kabur berjalan dan mengaku polisi, tanpa mengendarai kendaraan," tuturnya. (lll/lll)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.