Aktivis Difabel Tak Setuju Ide Timses Prabowo soal Uang Braille

Aktivis Difabel Tak Setuju Ide Timses Prabowo soal Uang Braille

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Rabu, 21 Nov 2018 18:45 WIB
Ilustrasi uang rupiah baru. (Muhammad Ridho/detikcom)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno punya rencana mengeluarkan uang Braille jika pasangan ini memenangi Pilpres 2019. Ide ini tak sepenuhnya mendapat dukungan dari penyandang disabilitas.

"Contoh kemarin ada rencana pembuatan mata uang Braille. Menurut saya, itu jauh dari semangat inklusif," kata pendiri Advokasi Inklusi Disabilitas (Audisi) Yustitia Arif dalam sebuah diskusi bertajuk 'Kesetaraan Akses bagi Penyandang Disabilitas' di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).


Dia mengatakan pembuatan uang Braille itu membuat kaum difabel, khususnya tunanetra, seolah diperlakukan berbeda atau secara eksklusif. Yustitia mengatakan perlu ada perubahan paradigma. Dia ingin masyarakat memandang penyandang disabilitas sebagai bagian dari keragaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yustitia menyebut dirinya sudah beberapa kali berkunjung ke luar negeri tapi tidak menemukan mata uang Braille. Untuk di Indonesia sendiri, dia menyebut penyandang disabilitas, khususnya tunanetra, sudah bisa membedakan mata uang karena sudah ada tanda-tanda di mata uang itu.


"Kita kan sering interaksi dengan teman-teman tunanetra dan mereka lebih peka membedakan mata uang. Dari tipisnya kertas itu mereka lebih peka dari kita," kata Yustitia.

Di lokasi yang sama, anggota Kantor Staf Presiden (KSP) Sunarman Sukanto mengatakan sejauh ini belum ada usulan yang masuk agar penyandang disabilitas tunanetra dibuatkan uang khusus. Dia mengatakan uang Indonesia sudah punya tanda-tanda agar penyandang disabilitas bisa membedakan nominal uang yang berbeda.

"Jadi teman-teman difabel netra itu memang secara otodidak mengenali. Dia raba-raba kalau ada kode ini berapa. Itu sudah ada, jadi sebetulnya ide itu kurang pas karena sebetulnya uang khas kita dilengkapi itu," kata Sunarman.


Sebelumnya, BPN Prabowo-Sandiaga menjabarkan komitmen untuk difabel. Salah satunya mata uang dengan huruf Braille.

Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo-Sandiaga, Hashim Djojohadikusumo, menyebut janji Prabowo-Sandiaga itu dilontarkan karena tim BPN mendapat aspirasi dari kaum difabel terkait kesulitannya membaca mata uang sehingga dengan mudah ditipu.

"Sebenarnya itu ide saya untuk bikin mata uang Braille. Kami dapat aspirasi dari tunanetra, ada banyak yang bekerja jadi tukang pijit di panti pijit dan sering kawan-kawan kita tunanetra mereka ditipu oleh pelanggannya. Mestinya dikasih Rp 50 ribu, ini malah dikasih Rp 500 atau Rp 5.000 atau malah pakai uang palsu," kata Hashim di media center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I No 35, Jakarta Selatan, Jumat (16/11). (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads