Pakdhe Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan daerah selatan Jatim seperti Malang, Blitar, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi cenderung rawan longsor. Sementara daerah utara seperti Bojonegoro, Tuban hingga Lamongan lebih rawan banjir.
Untuk mengatasi banjir di utara, Pakdhe Karwo mengatakan pihaknya telah menyediakan sudetan Plangwot-Sedayu Lawas. Kini, sudetan tersebut masih berkapasitas 600 meter kubik dari daya tampung maksimal 1.000 meter kubik.
"Semua daerah selatan itu cenderung longsor, daerah utara banjir. Kalau banjir itu solusi kita sudah satu, plangwot-sedayu lawas 1000 meter kubik sekarang baru 600. Tapi kan sudah ndak tumpah, mencep-mencep sekarang tapi ndak tumpah, sudah ndak lagi jebol tumpah ke sana kan sudah endak," papar Pakdhe Karwo di Grand City Surabaya, Selasa (6/11/2018).
Sementara itu, Pakdhe Karwo mengatakan pihaknya telah melakukan gladi posko untuk mempersiapkan tim jika sewaktu-waktu ada bencana. Gladi posko ini disiapkannya di beberapa daerah di Jatim.
"Ini gladi posko kita, di Bojonegoro gladi posko banjir. Kalau di selatan longsor," imbuhnya.
Namun, selain penanganan longsor dan banjir, Pakdhe Karwo mengatakan ada hal lain yang menelan korban lebih banyak. Misalnya saja jemantik nyamuk pemicu penyakit demam berdarah. Bagi Pakdhe Karwo hal ini perlu diperhatikan.
"Kalau musim hujan sekarang yang paling penting itu jemantik, korbannya lebih banyak daripada banjir," katanya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini