Dari data yang ada, rata-rata penyusutan lahan mencapai 1.953 hektar per tahun. Biasanya, lahan pertanian berubah menjadi perkantoran, perumahan, kawasan industri, dan pariwisata.
Menanggapi hal ini, Pakdhe Karwo, sapaan akrabnya, meminta para ahli dari beberapa perguruan tinggi untuk melakukan riset dan pengembangan tentang peningkatan produksi dan produktifitas. Misalnya saja untuk penemuan bibit unggul.
"Kami juga meminta kepada bupati atau walikota untuk mengecek kembali peraturan daerah tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Saat ini baru 22 kabupaten yang telah membuat LP2B," jelas Pakdhe Karwo di Surabaya, Senin (5/11/2018).
Pakdhe Karwo menambahkan pihaknya tengah melakukan program hulu hilir agro maritim. Ini untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen dan memberikan hasil maksimal pada gabungan kelompok tani (Gapoktan).
"Pilihan industri agro ini tepat karena bahan bakunya ada di sekitar kita, bukan impor, sehingga ekonomi Jatim stabil," paparnya.
Sementara terkait permasalahan ketersediaan air. Pakdhe Karwo mengatakan dari 55 milyar meter kubik air setiap tahun, yang bisa ditampung hanya 19,3 milyar meter kubik dan sisanya terbuang ke laut.
Selain itu, Jatim memerlukan 22,2 milyar meter kubik. Sehingga datanya menjadi minus 2,9 milyar meter kubik.
Menangani hal ini, Pakdhe Karwo meminta bupati atau walikota serta kepala dinas untuk melakukan efisiensi saluran air di pertanian. Menurutnya warga yang tinggal di daerah sekitar Sungai Brantas juga penting melakukan efisiensi ini.
"Bila mampu melakukan 10 persen efisiensi maka kita bisa mengurangi kekurangan ini," tandas Pakdhe Karwo.
Saksikan juga video 'Mendagri Lantik Pengurus APPSI, Pakde Karwo Jadi Ketuanya':
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini