Penyelam dari Korps Marinir, Sertu Hendra Syahputra, menemukan FDR black box sekitar pukul 10.05 WIB, Kamis (1/11/2018). Lokasinya berada di 500 meter dari koordinat hilang kontaknya Lion Air tujuan Pangkalpinang pada Senin (29/10).
Selain FDR black box, ditemukan puing besar diduga bagian dari badan pesawat di lokasi. Namun bagian pesawat Lion Air JT 610 ini belum bisa diangkat karena membutuhkan alat khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim penyelam menggunakan panduan dari terlacaknya sinyal black box lewat alat transponder USBL di Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT. Sinyal black box terdeteksi pada Rabu (31/10) sore lalu, yang ditentukan melalui titik koordinatnya.
FDR merekam data teknis pesawat, seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, termasuk autopilot, yang akan dianalisis KNKT.
Setelah menemukan FDR, tim SAR gabungan melanjutkan pencarian CVR black box dan badan pesawat Lion Air. Tim SAR menggunakan kapal berbeda yang memiliki kemampuan berhenti di atas permukaan air.
Pencarian CVR black box Lion Air dipusatkan di area penemuan FDR black box, juga dengan menurunkan ROV. Namun sinyal CVR tidak terdeteksi dan diputuskan mencari titik pencarian baru.
Sekitar pukul 15.30 WIB, tim penyelam dari SAR gabungan menemukan evacuation slide atau perosotan darurat pesawat Lion Air. Ada juga temuan barang milik pramugari.
"Ada potongan badan, katanya ada dua kantong jenazah. Ini yang warna kuning floating untuk terjun dari pesawat itu, pas diangkat tadi mayatnya ada di floating pesawat itu. Lalu dugaannya ini paspor punya senior pramugarinya Shintia Melina, jadi ada dua kantong," kata Panglima Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono di KR Baruna Jaya I BPPT di Perairan Karawang.
Sedangkan paspor pramugari yang ditemukan atas nama Shintia Melina. Ada juga KTP seorang penumpang atas nama Fais Harharah. Ada juga barang-barang penumpang, seperti pakaian dan uang pecahan Rp 50 ribu. (fdn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini