"Di kami, ada KNKT bersama tim, dan alhamdulillah dengan teknologi yang kami biasa bekerja di BBPT, ada teknologi. Jadi menggunakan menggabungin teknologi, Pak, dengan teknologi multibeam. Multibeam itu dengan teknik side scan sonar. Jadi ketika melakukan multibeam, secara bersamaan kita bisa memantau bahwa di situ ada objek atau tidak," ujar Ketua Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman kami dengan Pak Soejanto, Pak, mohon izin Pak Menteri, pada tahun 2000, dengan Adam Air, ketika ada sedikit indikasi atau semacam suspect, dengan side scan sonar, saya mengatakan dengan tim bahwa kemungkinan ini adalah serpihan-serpihan pesawat. Itu pengalaman Pak Soejanto Adam Air di Selat Makassar dengan pihak Amerika," jelas Ilyas.
"Kemudian kami melakukan pengecekan dengan (alat) milik KNKT Singapura dan KNKT Indonesia, kemudian itu memastikan bahwa memang di dalam area itu ada semacam sumber frekuensi yang dikirim oleh black box," imbuh dia.
Hari ini, ketika menemukan perkiraan lokasi FDR black box pesawat beregister PK-LQP itu, tim penyelam TNI Angkatan Laut lalu melakukan proses pengangkutan.
"Hari ini bekerja sama dengan TNI, terutama dengan tim AL, kita tak punya tenaga penyelam, teman-teman TNI yang melakukan pengambilan dengan kami yang memberikan lokasi-lokasi suspect, terutama yang dari pengiriman frekuensi dengan titik mereka harus mulai mencari di daerah mana," sebut Ilyas. (gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini