Warga Desa Suruh RT 1 RW 1 Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, tampak larut dalam kesedihan dan duka yang mendalam. Mereka menangis manakala orangtua korban, Bambang Supriyadi (48) istri Surtiyem (45) turun dari ambulan.
Surtiyem, ibu korban yang baru turun dari ambulans usai mendampingi jenazah anaknya dari Jakarta, pingsan tak kuasa menahan kesedihannya. Tubuhnya pun dibopong kerabat masuk ke rumahnya.
![]() |
"Ya Alloh anakku," kata ibu korban dengan suara lirih sebelum pingsan.
Tampak pula adik korban, Nadzir Ahmad Firdaus (17) berkali-kali menyeka air matanya. Jenazah disemayamkan di rumah duka sekitar 15 menit sebelumnya akhirnya dibawa warga dan rekan korban ke Masjd Al-Hidayah yang berjarak sekitar 300 meter, untuk disalati. Kalimat tauhid pun berkumandang saat dibawa ke masjid. Karangan bunga tampak berjejer-jejer di pinggir jalan.
Beberapa saat kemudian, jenazah langsung dibawa ke TPU Dusun Plumpon Desa Suruh, yang berjarak 100 meter.
![]() |
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Juli Rahwati, yang hadir di lokasi turut berduka yang mendalam. "Kami mewakili pak menteri bersama teman-teman hadir di sini, alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar," kata Juli singkat.
Jannatun Cintya Dewi, straf Kementerian ESDM, merupakan anak pertama dari Bambang Supriyadi dan Surtiyem. Jannatun tergolong anak pendiam dan cerdas. Terbukti saat menempuh studi SMAN 1 Sidoarjo ditempuh 2 tahun dan sering menerima beasiswa.
![]() |
Jannatun melanjutkan studynya di ITS mengambil jurusan teknik kimia. Setelah menyelesaikan kuliah, Jannatun sempat bekerja di Bank Mandiri Jakarta dan 1 tahun kemudian bekerja sebagai staf Kementerian ESDM di Jakarta. (fat/fat)