Siapa yang Melanjutkan Dakwah di Dunia Remang-Remang ala Gus Miek?

Siapa yang Melanjutkan Dakwah di Dunia Remang-Remang ala Gus Miek?

Andhika Dwi - detikNews
Senin, 17 Sep 2018 11:32 WIB
Gus Tsabut, salah satu putra (alm) Gus Miek. (Foto: Andhika Dwi)
Kediri - Gus Miftah, ulama yang melakoni dakwah di klub malam di Yogyakarta mengaku terinspirasi pada metode dakwah Gus Miek dari Kediri yang dikenal akrab dengan dunia remang-remang sejak lama. Namun apakah metode dakwah Gus Miek ini diteruskan oleh anak-anaknya?

Diceritakan Agus Tsabut Panoto Projo, salah satu putra mendiang Gus Miek, seusai wafat di tahun 1993, justru tak ada yang melanjutkan dakwah nyentrik ala KH Hamim Tohari Djazuli atau lebih akrab disapa Gus Miek tersebut.

Gus Miek meninggalkan 6 orang anak, di antaranya Agus Tajuddin Heru Cokro, Ning Riyadin Dani Fahtussunnah, Agus Obar Sadewo Ahmad, Ning Fitria Tahta Alvina Pagelaran, Agus Tsabut Panoto Projo, dan Agus Tijani Robet Saifun Nawas.

"Jadi bukannya kami tidak ada yang meneruskan dan tidak sanggup atau tidak mampu, namun apa yang dilakukan dan diterapkan Gus Miek dahulu memang tidak bisa dilakukan oleh orang dan manusia biasa seperti kami, putra-putrinya," kata Gus Tsabut kepada detikcom, Senin (17/9/2018).


Rata-rata putra-putri Gus Miek memilih berdakwah dengan cara biasa seperti mengadakan pengajian dan meneruskan ilmu dari sang ayah lewat dakwah di berbagai tempat. Semisal Gus Tsabut yang kini melanjutkan posisi sebagai Mursyid Dzikrul Ghafilin atau zikir dan salawatan ajaran Gus Miek.

"Biasa yang saya maksud ya seperti ini, dari musala ke musala, masjid, komunitas pengajian ya seperti yang pendakwah dan ulama lakukan, mas," jelasnya.


Ditambahkan putra kelima Gus Miek tersebut, berdakwah di dunia remang-remang bukanlah perkara mudah karena kuatnya godaan yang ada.

"Ini sangat berbahaya karena kuatnya godaan dunia remang. Bisa jadi bukan kita yang berhasil mengajak mereka ke pertaubatan dan kebaikan, malah justru kita yang mengikuti jalan mereka," paparnya.

Ia juga tak merekomendasikan metode dakwah sang ayah kepada ulama yang tidak benar-benar memiliki kesiapan mental. Mendiang Gus Miek sendiri disebut bisa melakoninya karena memiliki kelebihan.

"Saya sebenarnya prihatin jika ada ulama atau pendakwah yang ingin mengikuti Gus Miek berdakwah di dunia hitam, karena memang Gus Miek memiliki kelebihan dan keutamaan tersendiri, khususnya dakwah di dunia hitam, yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain," tutupnya.




Tonton juga 'Mengikuti Pengajian Gus Miftah di Klub Malam':

[Gambas:Video 20detik]

(lll/lll)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.