"Kurang lebih 72 persen, dari 503 naik menjadi 896 kasus berarti kegiatan yang dilakukan oleh para Dir di wilayah dan jajaran tentang bagaimana mengungkap kasus narkotika termasuk ada Operasi Nila Cipta kondisi," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto dalam jumpa pers di kantor Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).
Menurut Eko, jumlah tersangka berbanding lurus dengan jumlah pengungkapan. Bahkan dalam satu kasus ada dua, tiga atau lebih tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko menuturkan, pekan ini jumlah barang bukti sabu yang berhasil diamankan polisi dari para tersangka 56,3 kg. Sementara ganja hampir 968 kg dan ekstasi 6.700 butir.
"Sedangkan (sabu) 31,6 yang minggu lalu. Ganja kalau yang kemarin hanya 18,5 kilo. Kemudian ekstasi 133 (butir) minggu pertama," terang Eko.
Dia menjelaskan ada beberapa kasus menonjol yang terjadi selama sepekan terakhir. Kasus menonjol diungkap Subdit 3 Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Utara dan Polda Lampung.
"(Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri) mengamankan 17 kg sabu. Ini jaringan sedang dikembangkan tapi yang jelas diungkap 12 September kemarin ya," jelas Eko.
"Kemudian (kasus menonjol kedua) juga Kalimantan Utara semalam melaporkan berhasil mengungkap narkotika jenis sabu sebanyak 5 kg, yang dibawa menggunakan kapal nelayan yang mesin tempel dari daerah Sebatik Timur, Nunukan, dibawa dari Malaysia ke yang nantinya akan dibawa ke Sulawesi Selatan," sambung dia.
Kasus menonjol ketiga adalah pengungkapan penyelundupan 350 kg ganja yang disembunyikan di dalam mobil Nissan X-trail oleh Polda Lampung. Modusnya yaitu dititip dengan buah-buahan, jeruk. Jadi ganjanya dalam di bawah di atas buah belahan," tutur Eko.
Eko menuturkan jalur laut masih menjadi favorit sindikat internasional. Mereka menempuh jalur 'tikus' dengan menggunakan kapal.
"Masuk melalui alur atau plot rute jalur tikus dengan menggunakan kapal, dengan motif menjemput di tengah laut di daerah laut internasional Indonesia dengan Malaysia yang terletak di Penang. Kemudian dijemput dengan koordinat yang telah ditentukan, diambil ke darat baru didistribusikan ke Jawa," ungkap Eko.
Baca juga: Pasutri Bawa Sabu 1 Kg Ditangkap di Jambi |
Terakhir, Eko menyampaikan agen sindikat narkoba di dalam negeri sendiri rata-rata warga Sumatera seperti Aceh, Medan, Pekanbaru dan Batam. Eko pun berpesan kepada para mafia narkoba, "Jangan main-main dengan Indonesia. Kita ambil tindakan tegas. Kami sudah diperintahkan untuk melakukan tindakan tegas." (aud/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini