"Jika acara di Bali kemarin jadi kontroversi, saya nggak apa-apa. Ini caraku, ini jalanku, ini metodeku, silakan salahkan saya, tapi jangan halangi mereka (pekerja hiburan dan dunia malam) untuk kembali bermesraan dengan Tuhan," tandasnya saat ditemui di Ponpes Ora Aji yang diasuhnya di Kalasan, Sleman, Rabu (12/9/2018).
Gus Miftah pun mengungkapkan alasannya mengisi kajian rutin di klub malam. Awalnya dia mendapat curhat dari beberapa pekerja klub malam dan kafe yang bingung mencari tempat kajian agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Miftah tidak menampik ada sebagian masyarakat yang memandang para pekerja hiburan dunia malam adalah orang-orang berkepribadian negatif.
"Dicap negatif, kaum marjinal, tapi selalu saya katakan orang baik itu punya masa lalu, dan orang jelek punya masa depan. Jadi kita jangan jadi hakim," ujarnya.
Lebih lanjut dia juga menegaskan dia tidak berniat melacurkan agama atas jalan dakwah yang dijalaninya itu.
"Saya dianggap melacurkan agama, kepentingan ekonomi, tidak. Saya berangkat (dengan) biaya sendiri, konsumsi sendiri, tidak ada urusan masalah uang, sama sekali tidak ada. Benar-benar murni dakwah. Kalau tidak percaya silakan dikonfirmasi ke mereka," tandasnya.
Tonton juga 'Viral Dakwah di Klub Malam, KH Said Aqil: Saya Sendiri Tidak Mampu':
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini