Gus Miftah adalah pengasuh Ponpes Ora Aji di Kalasan, Sleman, DIY. Kiai muda berusia 37 tahun itu membantah jika kajiannya di klub malam hanya mencari sensasi belaka. Namun dia justru mempertanyakan, kenapa sekarang baru dianggap mencari sensasi.
"Saya sudah 8 tahun (isi kajian agama) di Boshe Bali. Di Boshe Yogya juga tiap dua pekan sekali. Dan klub malam lain di Yogya sudah 12-13 tahun ini, jadi kalau dibilang cari sensasi, ya sudah sejak dulu seharusnya," kata Gus Miftah, ditemui di Ponpes Ora Aji, Rabu (12/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Miftah tidak menampik ada sebagian masyarakat yang memandang para pekerja hiburan dunia malam adalah orang-orang berkepribadian negatif.
"Dicap negatif, kaum marjinal, tapi selalu saya katakan orang baik itu punya masa lalu, dan orang jelek punya masa depan. Jadi kita jangan jadi hakim," ujarnya.
Dia Gus sebelumnya mengungkapkan keterkejutannya ketika acara selawatan yang digelar di Boshe Bali itu mendadak viral dan menuai pro kontra netizen.
"Yang viral jadi kontroversi itu tempat maksiat dan lain-lain. Persoalan adab, etika, dan sebagainya, saya pahami. Saya tidak terganggu, saya nggak apa-apa," ujarnya.
Tonton juga 'Viral Dakwah di Klub Malam, KH Said Aqil: Saya Sendiri Tidak Mampu':
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini