"Pada saat yang bersangkutan (Herrimen) mau ke kamar mandi, ternyata kamar kandi dipakai sama orang," ujar Argo kepada wartawan di kantornya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/8/2018).
Menurut Argo, Herrimen saat itu cukup lama menunggu pria yang ada di dalam toilet itu untuk keluar. Tidak lama, pria tersebut-yang belakangan diketahui adalah Richard Muljadi-keluar meninggalkan toilet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi setelah keluar dari kamar mandi dan Pak Herrimen menemukan bahwa di atas handphone di layar itu ada serbuk putih di sana," ungkapnya.
Mengetahui hal itu, Herrimen kemudian menginterogasi singkat Richard dan mengamankan barang bukti tersebut. Herrimen kemudian meminta bantuan tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk mengamankan Richard.
"Karena yang bersangkutan seorang reserse, dia mengetahui dan dibawa barbuk tersebut. Kemudian setelah dibawa ke Polda, kemudian diserahkan kepada Direktorat Narkotika," lanjut Argo.
Herry mengakui dirinya lah yang menangkap Richard saat itu. Namun, dia enggan memberikan penjelasan lebih detail soal kronologi penangkapan itu.
Herry mengaku tidak mengenal siapa sosok pria yang ditangkapnya saat itu. Penangkapan merupakan aksi spontanitas dirinya karena mencurigai aktivitas Richard di dalam toilet saat itu.
"Saya nggak kenal. Saya itu spontan saja," ucap Herry.
Profil Herrimen
Sebagai reserse, nalurinya memang tajam. Herry pernah menjabat sebagai Kasat Narkoba, sehingga tahu betul gelagat orang yang sedang memakai narkoba.
Prestasinya dalam mengungkap narkoba pun tidak perlu diragukan lagi. Penyelundupan sabu 1 ton dari Taiwan melalui Pantai Anyer, Banten, pernah digagalkannya bersama tim Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya yang saat itu dipimpin oleh Kombes Nico Afinta.
Atas prestasinya itu pula, dia mendapatkan tiket Sespimti dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Selesai menjalani Sespimti, saat ini dia menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya di Detasemen Khusus Anti Teror.
Lukusan Akpol 1996 ini pernah menjabat sebagai Kasat Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kareirnya di Polda tipe A semakin moncer setelah sukses menangkap komplotan perampokan bersenjata api di toko emas di Ciputat.
Di masa itu pula, Herry memberantas premanisme yang meresahkan masyarakat. Tokoh preman terkenal, John Refra Kei alias John Kei berhasil ditundukkan.
![]() |
Dia pula yang menembak kaki John Kei di Hotel C'One Rawamangun, Jakarta Timur. John Kei saat itu diburu atas pembunuhan bos baja, Ayung.
Herry juga pernah menjabat sebagai Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Saat itu dia mengungkap kasus kopi beracun yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Kasus ini membawa teman Mirna, Jessica Wongso sebagai tersangka.
Karirnya semakin melejit hingga dia diberikan jabatan sebagai Kapolresta Depok. Selama menjabat Kapolresta Depok, Herry berhasil menangkap kelompok begal yang saat itu menjadi momok warga Depok.
Di masa kepemimpinannya pula, dia dan jajarannya berhasil menangkap kelompok yang melakukan penusukan terhadap ahli IT Hermansyah di Tol Jagorawi.
Tidak hanya itu, dia juga sering dilibatkan di Satgas Anti Teror. Bersama tim Densus 88 AT Polri, dia pernah terlibat dalam pengungkapan kasus pengeboman JW Mariot hingga Nurdin M Top dan sejumlah kasus terorisme lainnya.
Tonton juga video: 'Polisi Meksiko Ungkap Roti Berisi Kokain'
(mei/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini