Workshop Wayang Kulit Dipadati Warga Moskow di Festival Indonesia

Laporan dari Moskow

Workshop Wayang Kulit Dipadati Warga Moskow di Festival Indonesia

Herianto Batubara - detikNews
Sabtu, 04 Agu 2018 23:24 WIB
Workshop wayang kulit di Festival Indonesia yang digelar di Moskow, Rusia (Foto: Herianto Batubara/detikcom)
Moskow - Wayang kulit ternyata punya daya tarik tinggi bagi warga Moskow, Rusia. Workshop wayang kulit di Festival Indonesia ketiga dipadati warga hingga usai.

Festival Indonesia digelar di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, Rusia, Sabtu (4/8/2018). Sejak hari pertama hingga hari kedua ini, workshop wayang kulit selalu dipadati warga Moskow.

Masih seperti tahun lalu, workshop wayang kulit ini disampaikan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ki Dalang Dr Eddy Pursubaryanto. Kursi-kursi terisi penuh, bahkan banyak orang yang terpaksa berdiri di luar booth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria Rusia tampak memegang wayang kulitPria Rusia tampak memegang wayang kulit (Foto: Herianto Batubara/detikcom)


Dengan sabar, Eddy menjelaskan kepada para peserta workshop hal-hal dasar soal bagaimana menikmati pertunjukan wayang. Dia mengatakan di Jawa pertunjukan wayang bisa dilihat dari dua arah yakni depan dan balik layar.

"Kalau di balik layar Anda bisa melihat dalangnya yang cakep. Bisa juga menonton sinden dan pemain gamelan yang cantik dan ganteng-ganteng. Tetapi yang lebih penting Anda bisa melihat bagaimana dalang menggerakkan wayang," kata Eddy sedikit berseloroh mencairkan suasana.

Dosen Sastra Inggris di UGM ini kemudian mengungkap sedikit sejarah soal wayang kulit. Dia mengatakan wayang kulit mengambil cerita yang bersumber dari India yakni Ramayana dan Mahabharata.


"Kedua epik itu dari India sudah berjalan berabad-abad menuju ke selatan ke Asia Tenggara, ke Indonesia, ke Filipina. Sehingga cerita dari Ramayana dan Mahabharata itu pada tempat-tempat tertentu mendapatkan local flavour (cita rasa lokal). Di situlah kemudian ada perubahan-perubahan di dalam pertunjukan wayang kulit di Indonesia khususnya di Jawa, Bali," jelasnya.

Dosen FIB UGM Ki Dalang Dr Eddy Pursubaryanto memaparkan soal wayang kulit ke pesertaDosen FIB UGM Ki Dalang Dr Eddy Pursubaryanto memaparkan soal wayang kulit ke peserta (Foto: Herianto Batubara/detikcom)
Menurut Eddy, aspek perubahan terbesar pada pertunjukan wayang kulit di Indonesia ada pada aspek cerita. "Karena apa? Cerita itu dipertunjukkan oleh dalang di mana dalang itu seorang seniman yang juga sangat kreatif tetapi juga 'gila'," ucapnya.

Eddy kemudian melanjutkan penjelasan soal kenapa pertunjukan ini disebut wayang kulit. Dia mengatakan wayang berarti bayangan, sedangkan kulit itu karena wayang terbuat dari kulit kerbau. Dia lalu menjelaskan proses pembuatan wayang hingga akhirnya bisa dimainkan.


Eddy menjelaskan secara sederhana menggunakan bahasa Indonesia. Seorang perempuan warga Rusia mendampinginya menerjemahkan ucapannya ke bahasa Rusia sehingga bisa dipahami peserta. Semua peserta workshop tampak serius menyimak. Ada yang merekam penjelasan Eddy menggunakan kamera handphone, ada pula yang mencatat di kertas.

Pria yang meraih gelar doktor usai meneliti wayang kulit purwa ini kemudian memberikan para peserta kesempatan untuk menyentuh langsung wayang kulit. Dia membagikan sejumlah wayang kulit untuk dilihat, disentuh, dan dimainkan. Semua tampak sangat antusias. Banyak yang berfoto dengan wayang-wayang tersebut berganti-gantian.

Para peserta dibolehkan melihat, memegang, dan memainkan wayang kulitPara peserta dibolehkan melihat, memegang, dan memainkan wayang kulit (Foto: Herianto Batubara/detikcom)
Dalam sesi tanya jawab setelahnya, ada peserta yang menanyakan soal apa itu kayon atau gunungan. Lagi-lagi, Eddy pun memberi penjelasan dengan caranya yang sederhana dan mudah dipahami. Para peserta tidak beranjak dari kursinya hingga workshop selesai. Bahkan saat workshop berlangsung banyak warga yang berdatangan berdiri di luar gazebo karena tak dapat tempat. Mereka rela berdiri meski cuaca sedang gerimis beberapa saat.


Banyaknya warga Moskow yang menyaksikan workshop wayang kulit di Festival Indonesia ketiga ini mengulang sukses sebelumnya. Dalam Festival Indonesia kedua yang digelar di Hermitage Garden, Moskow, 6 Agustus 2017, warga juga antusias melihat workshop wayang kulit yang dibawakan Eddy. Warga juga antusias saat Eddy mentas membawakan kisah Ramayana.

Festival Indonesia ketiga digelar dari 3-5 Agustus mendatang. Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi optimistis festival ini bisa menarik 120 ribu pengunjung. (hri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads