Festival Indonesia digelar di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, Rusia, Sabtu (4/8/2018). Sejak hari pertama hingga hari kedua ini, workshop wayang kulit selalu dipadati warga Moskow.
Masih seperti tahun lalu, workshop wayang kulit ini disampaikan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ki Dalang Dr Eddy Pursubaryanto. Kursi-kursi terisi penuh, bahkan banyak orang yang terpaksa berdiri di luar booth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dengan sabar, Eddy menjelaskan kepada para peserta workshop hal-hal dasar soal bagaimana menikmati pertunjukan wayang. Dia mengatakan di Jawa pertunjukan wayang bisa dilihat dari dua arah yakni depan dan balik layar.
"Kalau di balik layar Anda bisa melihat dalangnya yang cakep. Bisa juga menonton sinden dan pemain gamelan yang cantik dan ganteng-ganteng. Tetapi yang lebih penting Anda bisa melihat bagaimana dalang menggerakkan wayang," kata Eddy sedikit berseloroh mencairkan suasana.
Dosen Sastra Inggris di UGM ini kemudian mengungkap sedikit sejarah soal wayang kulit. Dia mengatakan wayang kulit mengambil cerita yang bersumber dari India yakni Ramayana dan Mahabharata.
"Kedua epik itu dari India sudah berjalan berabad-abad menuju ke selatan ke Asia Tenggara, ke Indonesia, ke Filipina. Sehingga cerita dari Ramayana dan Mahabharata itu pada tempat-tempat tertentu mendapatkan local flavour (cita rasa lokal). Di situlah kemudian ada perubahan-perubahan di dalam pertunjukan wayang kulit di Indonesia khususnya di Jawa, Bali," jelasnya.
![]() |
Eddy kemudian melanjutkan penjelasan soal kenapa pertunjukan ini disebut wayang kulit. Dia mengatakan wayang berarti bayangan, sedangkan kulit itu karena wayang terbuat dari kulit kerbau. Dia lalu menjelaskan proses pembuatan wayang hingga akhirnya bisa dimainkan.
Eddy menjelaskan secara sederhana menggunakan bahasa Indonesia. Seorang perempuan warga Rusia mendampinginya menerjemahkan ucapannya ke bahasa Rusia sehingga bisa dipahami peserta. Semua peserta workshop tampak serius menyimak. Ada yang merekam penjelasan Eddy menggunakan kamera handphone, ada pula yang mencatat di kertas.
Pria yang meraih gelar doktor usai meneliti wayang kulit purwa ini kemudian memberikan para peserta kesempatan untuk menyentuh langsung wayang kulit. Dia membagikan sejumlah wayang kulit untuk dilihat, disentuh, dan dimainkan. Semua tampak sangat antusias. Banyak yang berfoto dengan wayang-wayang tersebut berganti-gantian.
![]() |
Banyaknya warga Moskow yang menyaksikan workshop wayang kulit di Festival Indonesia ketiga ini mengulang sukses sebelumnya. Dalam Festival Indonesia kedua yang digelar di Hermitage Garden, Moskow, 6 Agustus 2017, warga juga antusias melihat workshop wayang kulit yang dibawakan Eddy. Warga juga antusias saat Eddy mentas membawakan kisah Ramayana.
Festival Indonesia ketiga digelar dari 3-5 Agustus mendatang. Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi optimistis festival ini bisa menarik 120 ribu pengunjung. (hri/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini