"Kericuhan di sejumlah titik di sekitar stadion, mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan sembilan luka-luka. Seluruhnya berusia remaja antara 17-18 tahun," kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto, Jumat (27/7/2018).
Korban meninggal bernama Muhammad Iqbal, warga Sewon Bantul yang merupakan anak dari anggota Polsek Pleret. Sedangkan korban luka-luka berinisial T (warga Kota Yogya), F (Sleman), B (Yogya), R (Yogya), U (Bantul), A (Klaten), M (Bantul), G (Bantul), Y (Bantul).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuliyanto mengaku para korban belum bisa dipastikan berasal dari kelompok suporter mana.
"Para korban ini dikeroyok, tapi masih dalam penyelidikan apakah mereka berasal dari kelompok suporter, jika ya kelompok suporter mana, PSIM atau PSS. Karena saat kejadian tidak didapati mereka membawa kartu atau penanda identitas suporter, bisa jadi mereka penonton netral alias bukan suporter dari PSIM atau PSS," jelasnya.
Yuliyanto melanjutkan, polisi juga belum bisa memastikan pelaku pengeroyokan apakah berasal dari kelompok suporter. Meski demikian, petunjuk identitas pengeroyok sudah dikantongi polisi.
"Pelaku masih diburu, kita ultimatum agar segera menyerahkan diri karena petunjuk dan ciri-ciri pelaku mengarah ke siapa sudah dikantongi anggota di lapangan. Hanya saja kita memang belum bisa menyimpulkan terlalu dini pelaku apakah betul dari kubu suporter," terangnya.
Yuliyanto menambahkan, pemicu kericuhan diduga ada pihak-pihak yang memprovokasi. Dugaan sementara, kericuhan imbas dari ratusan suporter PSS yang mencoba datang untuk menonton pertandingan di stadion.
"Sesuai kesepakatan bersama, suporter tamu dijatah 30 orang bisa masuk stadion. Kemungkinan karena yang akan datang itu mencapai ratusan, muncul gesekan di lapangan meski suporter tamu di luar kuota sudah dihalau dan dipulangkan petugas. Ini masih dugaan sementara, penyelidikan saat ini ditangani Polres Bantul," imbuhnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini