Sudah biasa mungkin kalau kader partai jadi caleg. Para artis yang kemudian menatap Senayan pun tak begitu istimewa.
Tapi nama-nama berikut ini mendadak muncul di hari terakhir pendaftaran caleg, Selasa (17/7/2018). Mereka sebelumnya tak tercatat aktif di partai yang kini jadi kendaraan politiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Johan Budi, dari KPK ke Istana Menatap Senayan
![]() |
Nama jubir presiden Johan Budi SP tiba-tiba muncul untuk jadi caleg PDI Perjuangan. Johan Budi lebih dikenal sebagai jubir KPK.
Selepas jadi jubir KPK, Johan menjabat salah satu deputi di lembaga antirasuah tersebut. Pada 2015, Johan sempat didapuk sebagai Plt pimpinan KPK oleh Presiden Jokowi.
Baca juga: Takdir Politik Eks Jubir KPK |
Dia ikut dalam seleksi calon pimpinan KPK pada 2015, tapi tak diloloskan oleh DPR. Akhirnya pada awal 2016, Johan dipilih Jokowi menjadi jubirnya.
Kini Johan telah mendapat izin dari Jokowi untuk nyaleg. Johan punya alasan tersendiri mengapa melabuhkan pilihan ke PDIP.
"PDIP menjadi pilihan saya karena saya menganggap PDIP adalah partai yang lebih banyak menyentuh dan bicara tentang rakyat kecil. Selain itu, konsep PDIP tentang negara kesatuan RI berdasarkan Pancasila serta paham nasionalis religius yang diusung PDIP sesuai dengan prinsip saya dalam bernegara," kata Johan dalam keterangan tertulis.
Johan Budi Nyaleg Lewat PDIP untuk Dapil Jawa Timur, Simak Videonya:
2. Yusuf Supendi, Pendiri PKS yang Nyaleg Lewat PDIP
![]() |
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah salah satu oposisi saat ini. Tapi salah satu pendiri partai tersebut, Yusuf Supendi, justru bergabung dengan partai penguasa, PDIP.
Yusuf sudah mengenakan kemeja merah khas PDIP pada Selasa (17/7) siang. Dia bahkan berada di kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, untuk bersiap-siap mendaftar ke KPU.
Yusuf dikabarkan masuk ke Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat V. Tapi kabar itu belum terkonfirmasi.
Sebenarnya nama Yusuf sudah lama tak melekat ke PKS. Dia sempat nyaleg lewat Partai Hanura pada 2014 tapi tak lolos ke Senayan.
PKS sebelumnya bernama Partai Keadilan saat didirikan. Yusuf Supendi tercatat masuk deretan pendiri Partai Keadilan.
Namun pada 2011, Yusuf berkonflik dengan elite PKS, yang kala itu dipimpin Luthfi Hasan Ishaaq. Singkat cerita, Yusuf dipecat dari PKS.
Pada 2013, Yusuf bergabung dengan Hanura. Namun dia belum berhasil menjadi anggota Dewan.
3. Kapitra Ampera, Pengacara Habib Rizieq Jadi Caleg PDIP
![]() |
Salah satu nama yang menjadi corong pemimpin FPI Habib Rizieq Syihab adalah Kapitra Ampera. Dia juga jadi bagian dalam aksi 212 pada akhir 2016.
Nama Kapitra tiba-tiba masuk daftar calon legislator dari PDIP. Padahal selama ini Kapitra tak terdengar dekat dengan PDIP.
"Ya sebagaimana kami nyatakan, dialog kami dengan masyarakat Sumbar itu betul-betul memang menghendaki adanya jembatan penghubung dengan PDIP sehingga yang bersangkutan memang dicalonkan oleh PDIP dari Dapil Sumbar," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018). Hasto menjawab pertanyaan soal kabar Kapitra menjadi caleg PDIP.
Kapitra merupakan pengacara Habib Rizieq. Dia sebenarnya berasal dari Riau, tapi didaftarkan oleh PDIP di Dapil Sumatera Barat.
Namun, saat dimintai konfirmasi, Kapitra tak sepenuhnya membenarkan pernyataan Hasto. Kapitra mengaku belum bertemu dengan Hasto.
"Saya pernah diajak masuk ke dalam parpol dan mencoba amar makruf nahi mungkar dan menjalankan akhlakul karimah, jadi contoh yang baik. Ini tentu bisa kita pertimbangkan, tapi bukan karena jabatannya. Tapi saya perlu komunikasikan dengan para ulama dan orang tua. Salah satunya Habib Rizieq," kata Kapitra saat dimintai konfirmasi.
4. Daeng Aziz, dari Kalijodo ke Senayan
![]() |
Lama tak terdengar, nama Daeng Aziz atau yang bernama asli Abdul Aziz itu jadi calon legislator di Sulawesi Selatan. Daeng Aziz dulunya dikenal di Ibu Kota, DKI Jakarta, tepatnya di wilayah Kalijodo.
Daeng Aziz pernah disebut-sebut punya kafe di kawasan Kalijodo. Namun kafenya ikut tergusur akibat kebijakan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Tentu saja Daeng Aziz termasuk barisan yang menolak penggusuran di Kalijodo.
Baca juga: Daeng Aziz, Dari Kalijodo ke Pesta Demokrasi |
Daeng Aziz sempat jadi tersangka pencurian listrik atas kafe yang dia miliki. Dia divonis 10 bulan penjara dan denda Rp 100 juta.
Lama tak muncul, Daeng Aziz terlihat datang mengenakan baju dan celana berwarna putih pada Selasa (17/7). Dia mengenakan topi berwarna putih dan duduk di sebuah tenda yang disediakan KPU sambil berbincang-bincang dengan kawannya. Dia mendaftar sebagai bacaleg dari Partai Gerindra.
"Saya daftar dulu, kan ini belum diterima, masih diseleksi," kata Daeng Aziz di KPU Provinsi Sulsel, Jalan Andi Pettarani, Makassar, Sulsel.
Tommy Soeharto, Putra daripada Pak Harto Nyaleg di Papua
![]() |
Hutomo Mandala Putra membangun kendaraan politik bernama Partai Berkarya. Rupanya kendaraan politik itu juga dia pakai untuk menuju Senayan.
"Bapak Hutomo Mandala Putra ditugaskan partai untuk merebut kemenangan dan maju sebagai calon anggota legislatif di daerah pemilihan Papua," kata Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso dalam konferensi pers di KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (17/7).
Hutomo alias Tommy Soeharto merupakan putra penguasa Orde Baru, presiden ke-2 RI Soeharto. Dia memilih Papua sebagai daerah pemilihannya.
"Kenapa memilih Papua, saya pun sempat bertanya kepada beliau, kenapa akhirnya memilih Papua. Saya baru akhir-akhir ini memahami ternyata kegandrungan tokoh Tommy Soeharto terhadap rakyat kecil dan daerah terpinggirkan di republik ini," ungkap Priyo.
Lewat Partai Gerindra, Daeng Aziz Nyaleg, Simak Videonya:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini