"Johan Budi kami calonkan dari Jawa Timur sana supaya partai juga membangun bahwa proses rekrutmen di luar kepemimpinan partai," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Selasa (17/7/2018).
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi itu juga sudah angkat bicara soal pencalegannya itu. Keputusan ini dia ambil setelah melakukan perenungan dan berkonsultasi dengan keluarga. Akhirnya PDIP menjadi partai yang dia pilih untuk kendaraan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lampu hijau pun sudah diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bagi Johan. Dia diminta mengajukan cuti selama berkampanye nanti.
"Ya, nanti statusnya sama dengan menteri (cuti), tidak ada perbedaan. Karena memang aturan main undang-undangnya seperti itu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Johan bukan nama yang asing tentunya di republik ini. Namanya moncer ketika menjabat juru bicara KPK setahun setelah bekerja di lembaga antirasuah itu. Johan masuk ke KPK pada 2005 ketika KPK dipimpin Taufiequrrachman Ruki. Sejumlah posisi pernah dijajal Johan di KPK dengan posisi tertinggi pelaksana tugas (plt) pimpinan KPK.
Namun langkah Johan terganjal di DPR saat hendak mendaftar sebagai pimpinan KPK pada 2015. Dari hasil voting anggota Komisi III DPR di Senayan, Jakarta, 17 Desember 2015 malam, Johan berada di urutan keenam. Dia hanya memperoleh 25 suara. Setelah itu, Johan 'ditarik' Jokowi ke Istana.
Kini 2018, Johan justru ingin menjadi anggota DPR. Johan diyakini bakal berhasil masuk ke DPR lewat Pileg 2019.
"Saya kira kalau nyaleg dari PDIP cukup tinggilah elektabilitasnya, dan beliau memilih itu dengan pertimbangan itu (elektabilitas)," kata Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. (dhn/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini